Masa Pandemi, PLN Percepat Proses Transformasi Digitalisasi Seluruh Lini Pembangkit
PLN melakukan perubahan besar dalam tata kelola dan cara kerja perusahaan melalui Program Transformasi untuk mencapai visi sekaligus beradaptasi dengan tantangan perubahan zaman.
Jakarta, HB.net – Kondisi pandemi Covid-19 sudah berlangsung lebih dari setahun. Berbagai dampak penurunan ekonomi secara nasional pun menjadi tantangan bagi berbagai perusahaan, termasuk PLN. Era pandemi berdampak signifikan pada perubahan cara berbisnis serta kebiasaan dan kebutuhan hidup masyarakat.
PLN melakukan perubahan besar dalam tata kelola dan cara kerja perusahaan melalui Program Transformasi untuk mencapai visi sekaligus beradaptasi dengan tantangan perubahan zaman. Transformasi PLN memiliki 4 Aspirasi yang menjadi arah perubahan yakni, Green, Lean, Innovative, dan Customer Focused.
Melalui Aspirasi Green, PLN terus meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan untuk menghasilkan listrik. Dengan Aspirasi Lean, PLN memastikan pengadaan listrik yang handal dan efisien. Sedangkan, dengan Innovative, PLN akan memperluas sumber pendapatan baru. Terakhir, Customer Focused akan menjadikan PLN sebagai pilihan nomor satu pelanggan dalam solusi energi dan mencapai 100 persen elektrifikasi.
Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini mengatakan, sejak April 2020, PLN mengadirkan program ini, dan kondisi pandemi justru dijadikan momentum percepatan proses pelaksanaan Transformasi PLN. Awalnya ditetapkan 20 Program dan pada 2021 jadi 24 Program. Melalui Transformasi, PLN ingin mencapai perbaikan yang berkelanjutan pada 2024.
“Dengan penerapan transformasi, laba bersih PLN telah meningkat 39,3 persen dari Rp 4,27 triliun pada 2019 menjadi Rp 5,95 triliun pada 2020,” katanya, Minggu, (6/6).
Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja Wibisana, Rintis dan Rekan (PwC Indonesia) yang mengaudit Laporan Keuangan PLN 2020 mengatakan, Transformasi PLN memperkuat daya tahan perusahaan di situasi pandemi, bahkan membukukan peningkatan laba bersih dengan efisiensi cara kerja.
Direktur Bisnis Regional Sumatera-Kalimantan PLN, Wiluyo Kurdwiharto menegaskan, total kapasitas pembangkit yang tata kelolanya menuju digital adalah sekitar 30 Giga Watt (GW) atau 75 persen dari total kapasitas pembangkit PLN. "Digitalisasi sudah berjalan di 53 unit pembangkit PLN yang operasionalnya dijalankan anak perusahaan,” ucapnya.
Yakni, 29 unit oleh PT Indonesia Power (PT IP) dan 24 unit pembangkit oleh PT Pembangkitan Jawa-Bali (PT PJB) yang tersebar di segenap penjuru Nusantara mulai dari Sumatera, Jawa-Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara. Dan semuanya sudah berjalan baik,” imbuhnya.
Digitalisasi pembangkit PLN dilakukan di seluruh lini mulai dari pemantauan, pengendalian, dan optimalisasi pembangkit. Percepatan PLN dalam mendigitalkan tata kelola pembangkitnya di tengah pandemi ini bertujuan meningkatkan keandalan, efisiensi, dan daya saing pembangkit PLN melalui penggunaan platform digital.
Dari sisi keandalan sistem, terimplementasinya Program Terobosan Digital Power Plant ini meningkatkan faktor kesiapan (EAF) sekaligus menurunkan tingkat pemadaman (EFOR). Selain itu, akan ada efisiensi generator dan konsumsi bahan bakarnya (NPHR). Juga mengefisienkan beban operasional perusahaan, peningkatan keandalan akan berpengaruh pada peningkatan kualitas layanan kelistrikan kepada para pelanggan PLN. (diy/ns)