Menko Pangan Zulhas Apresiasi Urban Farming di Kosagrha Lestari
Menteri Koordinator (Menko) Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) melakukan kunjungan kerja ke Kelompok Tani (Poktan) Kosagrha Lestari di Medayu Selatan V No 15, Kelurahan Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut, Surabaya, Senin (10/2).
![Menko Pangan Zulhas Apresiasi Urban Farming di Kosagrha Lestari](https://harianbangsa.net/uploads/images/image_750x_67a9d71630f54.jpg)
Surabaya, HARIANBANGSA.net - Menteri Koordinator (Menko) Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) melakukan kunjungan kerja ke Kelompok Tani (Poktan) Kosagrha Lestari di Medayu Selatan V No 15, Kelurahan Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut, Surabaya, Senin (10/2).
Tiba sekitar pukul 08.30 WIB, kehadiran Menko Zulhas disambut langsung oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya, Antiek Sugiharti, beserta anggota Poktan Kosagrha Lestari.
Dalam kunjungannya ini, Menko Zulhas memberikan apresiasi terhadap konsep urban farming yang diterapkan di Kota Surabaya. Salah satunya yang diterapkan oleh Poktan Kosagrha Lestari dengan memanfaatkan fasilitas umum (Fasum) untuk lahan pertanian.
“Jadi memang menjadi lurah, menjadi camat syaratnya cinta sama warga. Kalau cinta sama warga, terus ketemu, biasanya melahirkan hal-hal yang kreatif. Contohnya warga RW IV ini punya lahan Fasum tapi dibikin produktif, dibikin tanaman sayuran, cabai, terong, pengembangan ikan, ada ayam petelur. Ini luar biasa,” ujar Menko Zulhas.
Menurutnya, jika budaya menanam seperti yang dilakukan Poktan Kosagrha Lestari menyebar ke seluruh wilayah Indonesia, maka kemandirian pangan nasional dapat segera terwujud.
“Di sini lahannya ada 900 meter persegi. Dengan menanam begini, maka sayuran cukup, ikan cukup, cabai tidak ada masalah, telur ada, ikan ada. Sekali lagi, kalau gerakan ini terus menyebar ke seluruh Indonesia, akan sangat membantu rakyat kita dan membantu diri kita sendiri. Saya apresiasi, terima kasih,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Kepala DKPP Kota Surabaya Antiek Sugiharti menjelaskan bahwa kunjungan menko pangan bertujuan untuk melihat langsung praktik urban farming di Kota Pahlawan yang berkontribusi dalam menjaga stabilitas harga pangan.
“Beliau berkunjung ingin melihat dari informasi, katanya di Surabaya ini bagaimana menggerakkan masyarakat kelompok tani urban farming yang cukup memiliki kontribusi terutama di dalam memilih jenis tanaman yang mempengaruhi inflasi. Seperti tadi yang disebutkan beliau, cabai. Jadi kalau cabai bisa kita budidayakan, tidak akan mempengaruhi harga di pasar,” kata Antiek.
Ia menambahkan bahwa saat ini terdapat sekitar 130 kelompok tani urban farming di Kota Surabaya. Selain itu, terdapat pula 35 kelompok tani konvensional yang fokus pada tanaman pangan. "Kalau petani konvensional biasanya lebih banyak ke tanaman pangan, seperti menanam padi dan jagung," imbuhnya.
Ketua Poktan Kosagrha Lestari RW 4 Medokan Ayu Surabaya Pridha Nashari Rakhmatika mengaku bangga dan termotivasi atas kunjungan menko pangan ke lokasi mereka. “Sebagai kelompok tani, kami merasa dengan kehadiran menko pangan, merasa termotivasi, ter-support," kata Pridha.
Ia mengungkapkan bahwa awalnya Poktan Kosagrha Lestari ingin mengembangkan lahan fasum menjadi lebih bermanfaat untuk warga sekitar. Lahan yang sebelumnya banjir pun kini disulap menjadi tempat budi daya berbagai jenis tanaman sayuran. "Jadi kami awalnya memulai dengan menanam sayur melalui botol plastik. Sekarang sudah ada berbagai tanaman, seperti lobak putih dan melon,” jelas Pridha.
Ia juga menjelaskan bahwa Poktan Kosagrha Lestari memiliki struktur organisasi yang terbagi ke dalam tiga bidang. Yakni bidang usaha, bidang pertanian, dan bidang peternakan. “Usahanya banyak sekali. Selain kita jual fresh produk pertanian, kita juga jual produk olahan,” bebernya.
Saat ini, Pridha menyebut, Poktan Kosagrha Lestari tengah mengembangkan lahan di bagian belakang. Rencananya lahan tersebut akan digunakan untuk menanam sawi. “Harapannya nanti bisa mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG), mungkin sebagai salah satu supplier,” pungkasnya. (ari/rd)