Menteri Perindustrian: Industri Furnitur masih Sangat Menjanjikan

Agus mengatakan, ekspor produk furnitur tahun 2020 mengalami peningkatan dengan nilai 1,91 miliar dolar AS atau meningkat 7,6 persen dari tahun 2019 senilai 1,77 miliar dolar Amerika.

Menteri Perindustrian: Industri Furnitur masih Sangat Menjanjikan
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita didampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, saat meninjau di PT Woodone Integra Indonesia. Foto:  Devi fitri/HB.net 

Sidoarjo, HB.net  - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyamapian, permintaan global akan produk industri furnitur dan woodworking, baik di dalam negeri maupun ekspor masih sangat menjanjikan, hal ini terlihat salah satunya dari kinerja ekspornya yang masih cukup bagus.  Hal itu saat peresmian PT Woodone Integra Indonesia di Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa, (25/5). 

Agus mengatakan, ekspor produk furnitur tahun 2020 mengalami peningkatan dengan nilai 1,91 miliar dolar AS atau meningkat 7,6 persen dari tahun 2019 senilai 1,77 miliar dolar Amerika. Dari jumlah tersebut, Indonesia berada di deretan eksportir produk-produk furnitur besar selain China, Jerman, Polandia, Italia, dan Vietnam.

"Negara-negara tujuan ekspor terbesar furnitur Indonesia tahun 2020 adalah AS, Jepang, Belanda, Belgia, dan Jerman," ujarnya.

Ia menjelaskan, pada ekspor produk woodworking, khususnya pintu, pada 2019 Indonesia juga masih berada pada deretan eksportir terbesar dunia seperti China, Kanada, Polandia, Brasil, dan Jerman.

"Pada tahun 2020, Indonesia berada di urutan enam besar pengekspor pintu dengan negara tujuan ekspor Inggris, Amerika Serikat, Belanda, Australia, dan Afrika Selatan," tukasnya.

Industri agro, kata dia, merupakan subsektor industri pengolahan nonmigas yang mempunyai kontribusi terbesar terhadap PDB industri pengolahan nonmigas yang pada triwulan I 2021 mencapai 50,78 persen.

"Kontribusi masing-masing jenis industri dalam subsektor industri agro adalah industri makanan dan minuman 37,98 persen, industri pengolahan tembakau 4,91 persen, industri kertas dan barang dari kertas 3,83 persen, serta industri kayu, barang dari kayu, rotan dan furnitur 2,60 persen," ujarnya.

Ia mengakui, pada masa pandemi COVID-19, pertumbuhan industri furnitur sampai triwulan I 2020 sempat mengalami kontraksi yang cukup besar yaitu 7,28 persen.

"Sementara pada triwulan I tahun 2021 industri furnitur telah bangkit dan tumbuh positif sebesar 8,04 persen," katanya.

Untuk industri woodworking pada 2020 mengalami kontraksi sebesar 5,85 persen dibanding tahun sebelumnya. Sumber bahan baku industri furnitur dan woodworking terutama berasal dari hutan produksi yang memiliki luas 68,8 juta ha (data KLHK, 2018). Iklim tropis Indonesia juga sangat menguntungkan, berbagai jenis pohon dapat tumbuh dengan cepat.

"Kemudian, Indonesia merupakan penghasil 80 persen bahan baku rotan dunia, dimana daerah penghasil rotan di Indonesia terutama di Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera," ujarnya.

Sementara itu Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, industri olahan kayu ini Mengalami pertumbuhan yang positif disaat yang lain mengalami kontraksi, jadi tetap tumbuh eskport dari Industri olahan kayu ini 6 persen.

"Ini akan menjadi bagian yang penting untuk terus mendapatkan perhatian dan suport, terimakasih pak Mentri, karena industri olahan kayu termasuk mebel, furniture ini padat karya. Pertama padat karya. Kedua, tetap bertahan dan bahkan tetap tumbuh positif disaat kita mengalami pandemi covid 19," kata Gubernur.

Yang menjadi kekuatan yang ada di Jawa Timur dan Indonesia. "Saya rasa akan menjadi fokus kita semua, termasuk didalamnya hari ini untuk industri pengolahan kayu, terutama pintu yang diproduksi oleh Woodone Integra," ungkapnya.(dev/ns)