Pak D Ingin Fokus Kemitraan Ekspres

Setelah membuka beberapa outlet di seluruh Indonesia, Ayam Bakar Pak D kini mencoba holding bisnis kemitraan.

Pak D Ingin Fokus Kemitraan Ekspres
President Direktur Ayam Bakar Pak D, Erik Marsudi Utomo (kiri) bersama chef-nya sedang memperlihatkan tampilan menu untuk kemitraan ekspres.

Surabaya, HARIAN BANGSA.net - Setelah membuka beberapa outlet di seluruh Indonesia, Ayam Bakar Pak D kini mencoba holding bisnis kemitraan. Tidak hanya kemitraan untuk outlet dan pujasera, kini fokus pada kemitraan rombong atau ekspres.  Dengan menggunakan rombong dan biaya sekitar Rp 4 jutaan bisa menjadi mitra Pak D.

President Direktur Ayam Bakar Pak D, Erik Marsudi Utomo menjelaskan, target ekspres sebanyak 10 per bulan. Sementara target outlet dan pujasera hingga akhir tahun sebanyak 100 cabang.

"Kami Ingin memberikan manfaat pada semua masyarakat. Kami tanamkan semangat kewirausahaan jupa pada karyawan dari awal tidak hanya sebagai pekerja. Dan kita bagi hasil disini untuk mitra juga," terangnya, Minggu (30/8).

Sejak hadir pada 2008, pada tahun ini ingin mengembangkan bisnis kulinernya di berbagai wilayah Indonesia. Dengan kemitraan ini bisa menggandeng para pengusaha serta memberikan kesempatan lapangan pekerjaan kepada para profesional muda meski masih dalam pandemi.

Ada beberapa pilihan holding kemitraan. Di antaranya Pak D Kitchen Express, Mr D Ayam Geprek, yakni menggunakan rombong, Pak D Fresh Dioutlet, Sambal Pak D yang sudah bekerja sama dengan beberapa swalayan, dan Pujasera Pak D.

"Diharapkan, holding bisnis tersebut menjadi aalah satu waralaba favorit bagi masyarakat mencari alternatif makanan cepat saji baik secara online dan offline," terangnya.

Ditambahkan Direktur Operasional Ayam Bakar Pak D, Dwi Prasetyo, untuk kemitraan ini potensi keuntungannya 15 hingga 20 persen. Dan sejauh ini sudah ada 10 kemitraan yang bergabung dan sekitar 50 pujasera dan outlet d iantaranya di Surabaya ada 22,12 di Sidoarjo, 5 di Gresik dan 4 di Malang.

"Surabaya sendiri kontribusinya sebanyak 60 persen dibandingkan kota lain," ujarnya.

 Dwi juga menjelaskan, untuk kemitraan berbentuk rombong ini ada dua jenis yakni penjualan khusus Ayak Geprek dan penjualan khusus Ayam Bakar. "Kami bener-benar berbeda. Makan di resto sepuasnya tidak terbatas. Insya Allah kita murah. Hanya dengan Rp 15 ribu bisa makan komplet," tutup Erik.(sby1/rd)