Pesantren sebagai Basis Agraris Nusantara

Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Albarraa menerima kunjungan Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi pada kegiatan Tadarus Tani dengan tema Menegakkan Pesantren sebagai Basis Agraris Nusantara di Pondok Pesantren Segoro Agung Trowulan, Rabu (31/3).

Pesantren sebagai Basis Agraris Nusantara
Kegiatan Tadarus Tani di Pondok Pesantren Segoro Agung, Trowulan.

Mojokerto, HARIAN BANGSA.net - Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Albarraa menerima kunjungan Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi pada kegiatan Tadarus Tani dengan tema Menegakkan Pesantren sebagai Basis Agraris Nusantara di Pondok Pesantren Segoro Agung Trowulan, Rabu (31/3).

Wamentan Harvick Hasnul Qolbi pada kunjungannya menyebut beberapa hal penting yang harus diperhatikan pemerintah pada bidang pertanian. Antara lain masalah pupuk, produksi, KUR serta kesejahteraan petani. Semua masalah tersebut, menurutnya, bisa diselesaikan dengan cara meningkatkan kesejahteraan petani dengan memberi mereka pendapatan yang tetap. Serta, mencoba bersinergi dengan kaum muda milenial yang memiliki banyak ide dan inovasi.

“Kesejahteraan petani itu harus diupayakan dengan memberi income pasti dan tetap. Kalau tidak begitu, tidak ada yang mau jadi petani. Apalagi anak-anak muda kita yang inovatif. Padahal kita sangat membutuhkan mereka,” katanya.

Menurutnya, untuk masalah KUR, penyerapannya belum personal by name by address. Padahal dia ingin terorganisir semua. “Saya akan monitor, semoga tiga bulan lagi penyerapan KUR, terutama untuk KUR sapi bisa maksimal. Sehingga kesejahteraan petani meningkat. Kita juga harus terus berusaha agar kita jangan sampai impor pangan,” kata Harvick.

Ketua Laskar Sholawat Nusantara Gus Muhammad Fawait pada acara ini menyampaikan pandangannya terkait ketimpangan antara status Jawa Timur sebagai barometer pertanian. Namun masih memiliki tingkat kemiskinan yang cukup lumayan. Maka dari itu, Gus Fawait menyampaikan harapan agar bidang pertanian bisa dikelola dengan sinergi berbagai pihak termasuk pondok pesantren.

“Jawa Timur adalah salah satu barometer pertanian Indonesia. Yakni penyumbang padi terbesar nasional dibandingkan provinsi Lain. Namun, tingkat kemiskinan masih tinggi terutama para petani,” kata Gus Fawait.

Dia merasa ini semua bisa diatasi kalau kita terus bersinergi. Mulai kementerian, pemerintah daerah, bahkan pondok pesantren. “Kita bisa bersatu membina petani agar lebih modern dan berdaya saing untuk masa depan,” katanya.

Acara ditutup dengan menilik area mesin perontok padi, sebagai tanda dimulainya kerja sama harmonis antara kementerian, pemerintah daerah dan ponpes Jawa Timur. Turut hadir dalam acara ini Mayjen TNI (Pur) R Gautama Wiranegara selaku pembina Ponpes Segoro Agung serta wakil ketua DPRD Provinsi Jawa Timur.(hms/rd)