Pesilat Tewas Dihajar Pelatihnya
Pelaku pemukulan terhadap remaja hingga tewas saat mengikuti ujian kenaikan tingkat di salah satu perguruan silat Sidoarjo sudah tertangkap.
Sidoarjo, HARIANBANGSA.net - Pelaku pemukulan terhadap remaja hingga tewas saat mengikuti ujian kenaikan tingkat di salah satu perguruan silat Sidoarjo sudah tertangkap. Hal itu disampaikan langsung Kapolresta Sidoarjo Kombespol Kusumo Wahyu Bintoro.
Ditemui usai giat ungkap kasus, Kusumo mengaku pelaku yang pemukulan itu memang saat ini sudah tertangkap. Dia menyebut, saat ada laporan masuk, petugas menurutnya segera bergerak memburu para pelaku tersebut. "Sudah tertangkap dan sedang dalam penanganan Reskrim Polresta Sidoarjo," kata Kusumo, Selasa (13/9).
Selain menangkap para pendekar yang terlibat pemukulan pada remaja hingga tewas itu, Hanya saja, ditanya mengenai motif, dan berapa orang yang telah tertangkap perihal perkara itu, perwira dengan tiga melati di pundaknya itu masih enggan merinci kasus tersebut.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, remaja berusia 17 bernama Alif Riski Almasih tewas usai mengikuti ujian kenaikan tingkat salah satu perguruan silat di Sidoarjo. Dia tewas usai mendapatkan perawatan medis dan sempat koma di RSUD Sidoarjo. Dari hasil pemeriksaan dokter, Alif tewas lantaran ada penyumbatan darah pada saluran pernafasannya.
Alif Risky Almasih adalah putra dari Dedik Hainul Akbar (43 ) warga Pucang Anom, Sidoarjo. Alif Risky dinyatakan meninggal dunia, Senin (12/9) kemarin petang sekira pukul 18.00 WIB saat mendapatkan perawatan medis di RSUD Sidoarjo.
Dedik menceritakan, kejadian ini bermula saat anaknya berpamitan untuk mengikuti ujian kenaikan tingkat perguruan silat tersebut. Berselang beberapa jam usai ananknya meninggalkan rumah, dia mendapatkan kabar anaknya dilarikan ke rumah sakit. "Kabarnya awal Alif pingsan. Dua pelatihnya ke rumah ngabarin sekira pukul 11.30 WIB," kata Dedik, Senin (12/9).
Pada saat kabar itu sampai pada dirinya, salah seoang pelatih tersebut menurut Dedik sempat menanyakan apakah anaknya memiliki riwayat sakit sesak ataupun asma. Hal ini dijawabnya dengan tegas bahwa anaknya tidak memiliki riwayat sakit apapun.
"Malah saya tanya balik, kenapa anak saya bisa pingsan? Katanya anak saya ini kelelahan. Akhirnya saya bersama istri berangkat ke RSUD Sidoarjo untuk mengetahui kondisi anak saya," ucapnya.
Sesampainya di rumah sakit, Alif rupanya berada di ruang ICU. Kondisinya pun menurutnya sudah dalam keadaan koma. Hal ini pun sontak membuatnya kaget. Selang infus terpasang pada tubuh anaknya itu. "Dari hidung keluar darah juga. Saya merasa ini ada yang nggak beres. Bukan sekadar pingsan kondisinya tapi sudah koma," ujarnya
Pada saat itu, Dedik mengaku sempat menanyakan kembali penyebab anaknya bisa dalam kondisi tersebut. Dia pun sempat menanyakan apakah ada kontak fisik pada anaknya saat menjalani ujian kenaikan tingkat itu.
"Tapi mereka berdua tetap jawab kelelahan karena habis latihan lari. Hingga akhirnya, pada saat sore hari, sejumlah anggota perguruan ini datang ke rumah sakit.Di situ baru ada yang memberi tahu kalau saat lari ada kontak fisik berupa tendangan dan pukulan pada peserta yang ikut ujian," katanya.
.Tidak terima dengan hal tersebut, Dedik pun akhirnya melaporkan kejadian ini pada Polresta Sidoarjo. Harapannya, anak pertamanya ini bisa mendapatkan keadilan dan para pelaku bisa mendapatkan efek jera sehingga tidak mengulangi kejadian semacam itu. (cat/rd)