Pisang Mulia, Unggulan Baru Kabupaten Malang, Tekstur Cavendis, Penampilang Ambon 

Dihadapan Gubernur Khofifah, para kelompok tani menyampaikan, keinginan mereka agar terfasilitasi pemerintah, utamanya pengembangan area penjualan.

Pisang Mulia, Unggulan Baru Kabupaten Malang, Tekstur Cavendis, Penampilang Ambon 
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa ketika melakukan peninjauan bibit kebun pisang varietas unggul  di Desa Srimulyo, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Selasa (16/3).

Malang, HB.net - Didampingi Wakil Bupati Malang Didik Gatot, beberapa Kepala OPD, dan belasan anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Pisang Malang Raya (Pismara), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melihat secara dekat kebun pisang  milik warga Desa Srimulyo, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Selasa (16/3).

Pada kesempatan itu, Gubernur Khofifah pun memberikan tetenger nama pisang seberat puluhan kilogram untuk satu tandannya dengan nama 'Pisang Mulia'. Nama tersebut disematkan, sesuai dengan tempat asal pisang tersebut tumbuh subur di kawasan Desa Srimulyo.

Dihadapan Gubernur Khofifah, para kelompok tani menyampaikan, keinginan mereka agar terfasilitasi pemerintah, utamanya pengembangan area penjualan.

"Meski sudah 11 tahun mengembangkan budidaya Pisang Mulia, pemasaran  baru  mencakup wilayah Surabaya dan Pulau Bali," kata Lilik Sugianto, salah petani Pisang Mulia Srimulyo.

Lilik menyampaikan, proses panen pisang yang memiliki warna, tekstur dan rasa layaknya Pisang Cavendish dan penampilan seperti Pisang Ambon ini hanya dilakukan satu tahun sekali di masa tanam pertama.

Selanjutnya, jika sudah berbuah kembali, panen dapat dilakukan setiap empat bulan sekali. Menurut mereka, tidak ada perawatan khusus untuk membuat pisang berbuah lebat dan besar, jika dibandingkan ukuran pisang pada umumnya.

Menanggapi keinginan para petani, Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur itu menyampaikan bahwa soal kendala proses registrasi baik tanah maupun bibit yang dialami para petani pisang setempat langsung  diinstruksikan kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur yang mendampingi kunjungan  untuk membantu  menyelesaikan persoalan tersebut.

"Ini dilakukan agar produk pisang  bisa ekspor. Proses inilah yang akan bisa memberikan nilai tambah agar pasar semakin luas dan harga semakin bagus," katanya.(dev/ns)