PLN Listriki 11 Ribu Pelanggan Agrikultur

Sektor agrikultur kini tengah menjadi salah satu penyokong bangkitnya perekonomian di tengah pandemi Covid-19.

PLN Listriki  11 Ribu Pelanggan Agrikultur
Sektor agrikultur PLN Wisata Petik Buah Naga yang menyuguhkan pertanian buah naga disinari lampu-lampu LED.

Surabaya, HARIAN BANGSA.net - Sektor agrikultur kini tengah menjadi salah satu penyokong bangkitnya perekonomian di tengah pandemi Covid-19. Berkaitan dengan hal tersebut, PLN turut berkontribusi dalam penguatan sektor agrikultur, khususnya di Jawa Timur.

Hingga Mei 2021, PLN telah melistriki 11.558 pelanggan sektor pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, hingga sektor pengolahan produk hasil pertanian dengan total daya tersambung adalah 49,39 MVA.

Senior Manager General Affairs PLN UID Jatim, A Rasyid Naja mengatakan,  total proyeksi penambahan sektor agrikultur hingga Desember 2021 sebanyak 2153 pelanggan dengan daya sebesar 24,78 MVA.

Lebih lanjut, dia menyampaikan, Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Madiun menjadi unit dengan jumlah pelanggan sektor agrikultur terbanyak, yakni 38.363 pelanggan hingga Mei 2021. Pelanggan tersebut menggeluti bidang perikanan, perkebunan, pertanian dan peternakan.

Sementara, terbanyak kedua, yakni UP3 Ponorogo dengan jumlah pelanggan 2.343 yang notabene berasal dari pertanian, pembibitan, dan budi daya perikanan, ternak, perkebunan, hingga hortikultura sayur ataupun buah.

Untuk mendukung pengembangan sektor pertanian, PLN UID Jawa Timur memiliki program KUR Electrifying Agriculture, yakni Kredit Usaha Rakyat bekerja sama dengan Bank Mandiri.

Program ini ditujukan untuk pelanggan PLN dalam rangka mendukung program layanan penyambungan tenaga listrik untuk sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan. Serta tidak terbatas pada jenis usaha pengelolaan irigasi, penggilingan padi, budidaya buah naga, budidaya hewan ternak dan perikanan.

Kemudahan-kemudahan layanan diberikan PLN melalui program Listrik untuk Sang Naga. Sebagai bentuk Electrifying Agriculture, elektrifikasi buah naga telah mendorong peningkatan perekonomian petani. Pasalnya, panen dapat dilakukan sepanjang tahun. Untuk 1 hektare lahan dengan penyinaran dapat menghasilkan buah naga sebanyak 77 ton tiap tahunnya . Harga per kilogram berkisar antara Rp 4 ribu-30 ribu.

Dengan elektrifikasi PLN ini, wisata petik pertama kali di Banyuwangi tercetuskan. Agrowisata petik jeruk dan naga listrik menyuguhkan pertanian buah naga disinari lampu-lampu LED yang terletak di Pesanggaran, selatan Banyuwangi menjadi daya tarik tersendiri.

"Sejak PLN Peduli hadir bersama petani buah naga, wisata petik buah naga dan jeruk ini menjadi lebih dikenal masyarakat luas. Tak jarang pengunjung yang sebelumnya hanya sekedar lewat untuk berwisata ke Pulau Merah, justru mampir ke agro wisata ini," terang Nanang, penggerak wisata petik buah naga.(mid/rd)