Rencana Impor Gula Bikin Petani Tebu Waswas

Kementerian Koordinator Bidang Pangan berencana mengimpor 200.000 ton gula mentah dalam rapat koordinasi pada 12 Februari 2025.

Rencana Impor Gula Bikin Petani Tebu Waswas
Sekretaris DPD APTRI RNI 1 Jawa Timur Muhammad Aji Kurniawan.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Kementerian Koordinator Bidang Pangan berencana mengimpor 200.000 ton gula mentah dalam rapat koordinasi pada 12 Februari 2025. Kebijakan ini menuai respons dari berbagai pihak. Terutama petani tebu yang waswas dampaknya terhadap harga gula domestik. 

Sekretaris DPD Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) RNI 1 Jawa Timur Muhammad Aji Kurniawan menyatakan kekhawatirannya. Menurutnya, kebijakan impor gula akan berdampak buruk pada petani. Terutama menjelang panen raya tebu yang dimulai April mendatang. "Impor gula akan membuat harga di pasaran anjlok. Ini jelas tak diinginkan petani," kata Aji, Senin (3/3).

Dalam kesempatan tersebut, Aji menegaskan bahwa pihaknya akan menyampaikan aspirasi petani kepada pemerintah.  Aspirasi itu khususnya kepada  Kementerian Pertanian agar menunda rencana impor dan lebih memaksimalkan produksi gula dalam negeri.   "Impor mungkin solusi cepat untuk mengatasi kelangkaan, tapi bukan solusi jangka panjang. Pemerintah seharusnya fokus pada peningkatan produktivitas petani," tegasnya. 

Alumni IPNU Jatim ini juga meninta kebijakan pemerintah untuk lebih propetani. Menurutnya, pemerintah seharusnya memberikan dukungan seperti subsidi pupuk murah, mekanisasi alat pertanian, dan bantuan modal usaha. "Pemerintah Prabowo-Gibran sudah berkomitmen mendukung ketahanan pangan. kebijakan ini yang harus segera direalisasikan" tambahnya. 

Aji juga menyoroti pentingnya regenerasi petani. Saat ini mayoritas petani adalah orang tua, maka ia mengajak anak muda juga terjun di sektor ini. "Jumlah petani muda yang terjun ke sektor pertanian masih sedikit. Kalau bukan kita yang peduli, siapa lagi?" ujarnya. 

Ia pun menceritakan pengalamannya belajar langsung ke Thailand, dimana industrialisasi pertanian berkembang pesat. "Beberapa poin penting yang saya dapat adalah penggunaan alat modern, pengecekan pH tanah, dan kebijakan pemerintah yang mendukung petani," ungkapnya. 

Sebagai alumnus Magister Ilmu Komunikasi Universitas dr. Soetomo (Unitomo), Aji juga mengutip pesan dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy'ari, tentang ketahanan pangan.  "Pak tani itu pahlawan bangsa. Sektor pertanian tidak bisa digantikan, meski teknologi dan digitalisasi semakin marak," tegasnya. 

Ia berkomitmen terus memberikan inspirasi kepada generasi muda, terutama dalam membangun ketahanan pangan di sektor pertanian, khususnya tebu.(mdr/rd)