Santri Harus Dibiasakan dengan Pengetahuan Kebencanaan
Tidak ada kata libur untuk menggelar program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).
Malang, HARIANBANGSA.net –Tidak ada kata libur untuk menggelar program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Di akhir pekan ini, Tim SPAB dari Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jatim menyasar PPAI Al-Karomah yang berada di Jalan Raya Curungrejo 1, Boro Selatan, Desa Curung Rejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Sebanyak 100 santri dari perwakilan 5 pondok pesantren yang ada di sekitar Kepanjen hadir dalam kegiatan ini. Di antaranya adalah PPAI Al Karomah, PP Syarif Hidayatullah, PPAI Khasanah, PP Miftahul Huda, dan PPAI Darussalam. Kegiatan ini diadakan selama dua hari, Sabtu dan Minggu (2-3/12).
Dalam kesempatan ini Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim Hikmah Bafaqih menyatakan, hal utama yang menjadi perhatian adalah membentuk budaya kebencanaan supaya menjadi kebiasaan santri.
“Yang perlu diperhatian adalah kewaspadaan dan cara menyelamatkan diri terhadap bencana. SPAB bertujuan untuk pembuatan dokumen kajian risiko untuk pesantren serta simulasi siap untuk selamat,” katanya di hadapan sekitar seratus santri.
Usai membuka kegiatan, Hikmah Bafaqih menyerahkan bantuan kepada ponpes. Di antaranya berupa masker, hand sanitizer, biskuit, lauk pauk , peralatan kebersihan, dan peralatan masak.
Hadir dalam kesempatan ini Kabid Pencegahaan dan Kesiapsiagaan (PK) BPBD Kabupaten Malang Zainuddin, Analis Mitigasi Bencana pada Bidang PK BPBD Jatim Mukhorudin Widodo, dan Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) NU Kabupaten Malang KH Agus Ikhwan Mahmudi. Sedangkan Fasilitator SRPB Jatim adalah Erfan Alif Pujiono, Nurul Wachida, dan Dini Prastyo Wijayanti.
Sedangkan materi yang dibawakan Kabid PK BPBD Kabupaten Malang Zainuddin adalah potensi bencana yang ada di kabupaten ini. Selain itu, salah satu hal mendasar yang perlu segera disiapkan adalah jalur evakuasi serta rambu titik kumpul.
Pimpinan PPAI Al-Karomah Irfan Mursadat atau kerap disapa Gus Irfan mengatakan, bencana yang pernah terjadi di sekitar pondok adalah gempa bumi. “Pelatihan ini supaya santri lebih waspada dan menambah khasanah keilmuan kebencanaan,” ucapnya.
Kegiatan di hari kedua berupa simulasi dan praktik menghadapi bencana gempa bumi. Peserta dilatih bagaimana melakukan evakuasi ketika gempa bumi terjadi dan pencegahan menghindari korban lebih banyak lagi.(rd)