Tiga Program SMPN 2 Pakem Dapat Apresiasi dari Wabup Irwan
Inovasi Geladak Kancil Jawara (Gerakan Pelayanan Pendidikan di kawasan Terpencil). Inovasi 'Seblak Pedas Mas Panco' (Sistem Belajar Layanan Kolaboratif untuk Mengantarkan Anak Tuntas Pendidikan Dasar pada Masa Pandemi Covid-19). Serta program inovasi 'Si Opag' (Sinergi Obrolan Pagi).
Bondowoso, HB.net - Wakil Bupati (Wabup) Bondowoso, Irwan Bahtiar Rahmat, mengapresiasi 3 inovasi yang digagas SMPN 2 Pakem yakni Inovasi Geladak Kancil Jawara (Gerakan Pelayanan Pendidikan di kawasan Terpencil) ini masuk dalam Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) pada 2019.
Inovasi 'Seblak Pedas Mas Panco' (Sistem Belajar Layanan Kolaboratif untuk Mengantarkan Anak Tuntas Pendidikan Dasar pada Masa Pandemi Covid-19). Serta program inovasi 'Si Opag' (Sinergi Obrolan Pagi). Sebelum melaksanakan pembelajaran dimulai ditanyakan kondisi siswanya di rumah, bagaimana keluarganya.
Untuk itu, Wabup Irwan memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan, agar sekolah mereplikasi program inovasi-inovasi yang sangat bagus seperti 'Seblak Pedas Mas Panco'. "Tadi sudah saya sampaikan agar mengeluarkan Surat Edaran (SE) pada semua sekolah agar meniru program ini," ujarnya dalam kunjungan ke SMPN 2 Pakem, Rabu (06/04/2022).
Seblak Pedas Mas Panco ini melibatkan stakeholder, para tokoh masyarakat, kepala desa dengan mengedukasi warganya agar kembali ke sekolah. Inovasi ini juga akan menekan angka lama sekolah, angka partisipasi sekolah diusia sekolah terutamanya wajib belajar 9 tahun.
Kepala Dinas Pendidikan, Sugiono Eksantoso, mengatakan, pihaknya selalu mendorong sekolah untuk melakukan inovasi satu sekolah satu inovasi dalam disdik award 2022. "Artinya guru atau kepala sekolah yang mempunyai inovasi bagus nanti kita beri reward. Jika guru yang meraih prestasi nanti dijadikan kepala sekolah, baik TK, SD maupun SMP," paparnya.
Kepala Sekolah SMPN 2 Pakem, Suparman, mengatakan, inovasi Seblak Pedas Mas Panco ini merupakan kelanjutan dari inovasi Geladak Kancil Jawara. Tujuannya,menyelamatkan siswa lulusan sekolah dasar yang dipekerjakan oleh orang tuanya, sementara kesadaran dari sekolahnya kurang. "Dari itu, timbul kesadaran dan banyak siswa yang bersekolah," jelasnya.
Selama pandemi covid-19, Suparman mengaku, di tempat ia mengabdikan diri, ada 4 siswa yang hampir putus sekolah karena faktor ekonomi. "Tapi setelah kita melapor ke Diknas, diberi bantuan seragam, tas, dan sepatu. Alhamdulillah 4 siswa tersebut bisa bersekolah lagi," tandasnya.
Ketiga inovasi tersebut merupakan inovasi yang berkelanjutan. "Dari Geladak Kancil Jawara, kemudian Seblak Pedas Mas Panco, baru Si OPag ini," pungkasnya. (gik/diy)