TTL Tekan Not Operation Time, Percepat Layanan Kapal

Evaluasi ini merupakan wadah koordinasi antara TTL dengan tim pelayanan kapal PT Pelindo Regional 3 dan PT Pelindo Jasa Maritim. Tujuan untuk mempersingkat waktu sandar (berthing time) dan pergantian antar kapal (ship to ship) yang akan meningkatkan ketersediaan tambatan dan kelancaran arus barang.

TTL Tekan Not Operation Time, Percepat Layanan Kapal
Suasana di Terminal Teluk Lamong.

Surabaya, HB.net - PT Terminal Teluk Lamong (TTL) terus berupaya memberikan pelayanan operational and commercial excellence kepada pengguna jasa. Kali ini TTL menggelar Evaluasi Pelaksanaan Pemanduan dan Penundaan kapal Petikemas dan Curah kering di TTL  2024 dan Pembahasan  target  kinerja  Post-Not Operation Time (NOT3) dan Ship to Ship 2025.

Evaluasi ini merupakan wadah koordinasi antara TTL dengan tim pelayanan kapal PT Pelindo Regional 3 dan PT Pelindo Jasa Maritim. Tujuan untuk mempersingkat waktu sandar (berthing time) dan pergantian antar kapal (ship to ship) yang akan meningkatkan ketersediaan tambatan dan kelancaran arus barang.

Pada 2025 ini, target Post-Not Operation Time (NOT3) yaitu dari kapal selesai berkegiatan (Complete) hingga berangkat (Departure) kurang dari 3 jam untuk kapal curah kering dan kurang dari 30 menit untuk kapal petikemas.

Sedangkan untuk target ship to ship kapal curah kering kurang dari 2 jam sedangkan kapal petikemas kurang dari 1 jam. Capaian rekor waktu ship to ship yang telah diraih atas hasil koordinasi yang baik tersebut yaitu selama 47 menit, waktu ini tercatat dari jarak waktu antara Lastline MV Nikolas D hingga Firstline MV Darya Ruchi di Desember 2024 lalu.

Selain catatan rekor waktu ship to ship tercepat, pada 2024 lalu,  TTL juga mencatatkan sejarah penyandaran kapal dengan draft terdalam yang pernah sandar di area Tanjung Perak yaitu kapal MV Danae R dengan draft sandar 13.27 meter.

Direktur Utama TTL, David Pandapotan Sirait, menyampaikan, koordinasi dan kolaborasi antar pemangku kepetingan menjadi kunci utama dalam mempersingkat waktu Post-Not Operation Time (NOT3).

"Ketika kapal yang akan berlayar sudah dalam masa penyelesaian kegiatan bongkar muat, tim TTL langsung berkoordinasi untuk kapal yang menggantikan atau kapal sandar berikutnya. Dengan demikian tim pelayanan kapal bisa lebih awal mempersiapkan kapal yang akan masuk," ujar David.

Langkah koordinasi dalam pengendalian pada akhir kegiatan kapal ini, diharapkan mampu mempersingkat waktu NOT3 yang yang ujung-ujungnya akan memberikan kontribusi positif dalam efisiensi biaya logistik.

“Mempersingkat waktu NOT3 dan ship to ship merupakan langkah nyata PT Terminal Teluk Lamong dalam mewujudkan kelancaran arus barang dan menekan biaya logistik untuk menguatkan ekonomi Indonesia sesuai dengan program Asta Cita Presiden Republik Indonesia," pungkasnya. (diy)