Atasi Banjir, 3 Km Sungai Kalianak akan Dinormalisasi
Pemkot Surabaya akan mulai melakukan normalisasi Sungai Kalianak pada Senin (24/2).

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Pemkot Surabaya akan mulai melakukan normalisasi Sungai Kalianak pada Senin (24/2). Normalisasi tersebut dilakukan untuk mengatasi persoalan banjir yang sering terjadi di wilayah Kecamatan Asemrowo, serta Kecamatan Krembangan saat musim hujan tiba.
Kepala Bidang Pengendalian Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat Satpol PP Kota Surabaya Irna Pawanti mengatakan, sebelum melakukan normalisasi, Pemkot Surabaya telah menuntaskan penandaan batas ruang Sungai Kalianak. Pemberian tanda ini dilakukan sebelum tahap normalisasi sungai dilaksanakan.
Sebab, lebar Sungai Kalianak kini tidak lagi seperti sebelumnya. Kini kondisinya menyempit akibat bangunan yang berdiri di atasnya. Oleh karena itu, Pemkot Surabaya berencana menertibkan bangunan tersebut untuk mengurangi risiko banjir.
“Hari ini kita melakukan penandaan pada bangunan yang akan terkena normalisasi ruang Sungai Kalianak. Kita mulai dari Kecamatan Morokrembangan RT 2, RT 3 serta RT 4, Alhamdulillah sudah kami selesaikan hari ini,” kata Irna, Jumat (21/2).
Dalam prosesnya, penentuan posisi dan koordinat titik lokasi dilakukan oleh Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Surabaya, menggunakan alat GPS Geodetic. Serta dilanjutkan pemberian tanda silang oleh Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya.
Irna menjelaskan, normalisasi Sungai Kalianak tersebut akan dimulai dengan tahap awal dengan pengerjaan di 600 meter pertama. “Alat berat sudah masuk di titik nol Sungai Kalianak, kami mulai di 600 meter pertama, yang mana estimasi pengerjaannya dikerjakan selama tiga bulan. Dari 600 meter itu terbagi lagi menjadi tiga tahap, yaitu tiap 200 meter akan kami kerjakan dalam waktu satu bulan,” jelasnya.
Dari hasil penandaan bangunan tersebut, Irna mengatakan, puluhan bangunan rumah milik warga yang terkena normalisasi, telah diberi penanda. Penanda tersebut dilakukan dengan memberi tanda silang dengan cat berwarna merah. “Hari ini sudah 87 rumah yang kami beri tanda. Selanjutnya akan kami lanjutkan lagi di tiga RT yang belum kami beri penanda, yakni di RT 5, RT 6, serta RT 7,” ujarnya.
Kepala Satpol PP Kota Surabaya, M Fikser, menjelaskan bahwa proses penandaan batas ruang Sungai Kalianak telah dilakukan. Pemberian tanda ini dilakukan sebelum tahap normalisasi sungai dilaksanakan. "Kita sudah mulai melakukan penandaan batas ruang sungai. Nanti kami akan melakukan penertiban di sana. Sebelumnya, pemerintah kota juga telah melakukan sosialisasi ke warga," ujar Fikser, Jumat (21/2).
Fikser mengungkapkan bahwa Sungai Kalianak memiliki panjang sekitar 3 kilometer, membentang di wilayah Kecamatan Krembangan dan Asemrowo. "Dari 3 kilometer itu kita akan membaginya menjadi lima segmen, di mana setiap segmen memiliki panjang 600 meter," jelasnya.
Kepala Bidang Drainase Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Windo Gusman Prasetyo, menuturkan bahwa normalisasi Sungai Kalianak bertujuan untuk menanggulangi banjir di wilayah Kecamatan Asemrowo dan Krembangan. "Sebelumnya kita sudah merapatkan, menentukan titik-titik mana saja yang akan diberi penanda (patok), serta pembahasan terkait tahap pemeliharaan apa yang akan dilakukan," kata Windo.
Windo menjelaskan bahwa setelah normalisasi dilakukan, Pemkot Surabaya akan membangun plengsengan di tiap sisi Sungai Kalianak. Selain itu, pihaknya juga berencana membangun rumah pompa di sisi utara Jembatan Kalianak. "Sedangkan di sisi bagian selatan sungai kita akan membangun bozem. Ini dilakukan agar Kecamatan Asemrowo dan Krembangan di sisi Sungai Kalianak bisa terjaga dan tidak ada genangan," pungkasnya.(ari/rd)