Suami Dipenjara, Istri Kebingungan Cari Nafkah

Penangkapan dan penetapan yang dikakukan oleh Unit PPA Polrestabes Surabaya kepada Agus (35), Rabu (19/2),membawa duka bagi istri pelaku dan korban anak kandung pelaku.

Suami Dipenjara, Istri Kebingungan Cari Nafkah
Kasus pencabulan yang menimpa anak kecil di kawasan Manyar. Ilustrasi

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Penangkapan dan penetapan yang dikakukan oleh Unit PPA Polrestabes Surabaya kepada Agus (35), Rabu (19/2),membawa duka bagi istri pelaku dan korban anak kandung pelaku. Agus adalah seorang ayah yang tega mencabuli anaknya yang masih berusia 4 tahun. Aksi pencabulan dilakukan di tempat kos mereka di Jalan Manyar Sabrangan No.71 Belakang, Surabaya.

Dari penangkapan pelaku tersebut, kini sang istri Angel dan anaknya AL (korban) kebingungan memenuhi nafkah sehari-hari. Pasalnya, Angel selama berkeluarga dengan Agus kesehariannya hanya sebagai ibu rumah tangga. Untuk biaya makan sehari-hari dan kebutuhan lain mengandalkan pemberian uang Agus.

Hal itu diceritakan oleh ibu kosnya Soliha (50). “Keseharian Angel hanya di rumah, yang bekerja mencari nafkah adalah Agus. Sebenarnya Angel ini kerap dipukuli oleh Agus karena bertengkar tentang perilaku bejat aksi pencabulan itu. Namun Angel ini takut melaporkan suaminya, kalau dilaporkan nanti Agus dipenjara dan siapa yang memberi makan Anggel dan dua anaknya?,” ujar Soliha, Kamis (20/2).

Secara terpisah saat Kasubnit PPA Polrestabes Surabaya Iptu Tri  Wulandari mengungkapkan, angka pencabulan di Kota Surabaya masih cukup tinggi. “Tingginya kasus pencabulan yang melibatkan pelaku orang tua dan saudara dekat terhitung sejak tahun 2020 saat adanya Covid 19. Meski tiap tahun angka pencabulan berkurang namun tidak signifikan,” ujarnya.

“Memang tentang pencabulan yang melibatkan saudara dan orang tua adalah kasus yang harus menjadi perhatian ekstra. Penyebab utamanya dari segi ekonomi dan tempat tinggal merupakan faktor pendukung terjadinya aksi tersebut. Selama kita menangani kasus ini kebanyakan disebabkan rumah tempat tinggal yang kecil dan saat tidur akses tempat tidurnya menjadi satu. Ini yang membuat pemicu aksi pencabulan,” tutupnya Tri Wulandari.(yan/rd)