Buka Kongres III Pergunu, Gubernur Khofifah Tekankan Peran Guru dalam Peningkatan Kualitas SDM
Khofifah menyebut peran guru dalam pengembangan kualitas SDM adalah melalui pembangunan dan penyiapan kapasitas, kompetensi serta kepercayaan diri dalam diri santri dan siswa.
Mojokerto, HB.net - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak para guru yang tergabung dalam Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) untuk terus berperan aktif dalam upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa.
Ia menyatakan bahwa peran mereka sangat penting untuk bisa memastikan bahwa proses pembelajaran di setiap unit pendidikan berjalan secara kualitatif.
"Terdapat bermacam-macam jenis lembaga pendidikan; pendidikan formal, informal, dan nonformal. Pendidikan formal ini menjadi bagian penting dari kehadiran Pergunu," tutur Gubernur Khofifah saat membuka Kongres III Pergunu di Institut Pesantren KH Abdul Chalim (IKHAC) Pacet, Mojokerto, Jumat (27/5) sore.
Lebih lanjut, Khofifah menyebut peran guru dalam pengembangan kualitas SDM adalah melalui pembangunan dan penyiapan kapasitas, kompetensi serta kepercayaan diri dalam diri santri dan siswa.
"Panjenengan semua sebetulnya adalah pencetak profesi-profesi yang luar biasa, yang bisa memberi guidance para santri dan siswa untuk membimbing dan memandu para siswa dan santri mencapai cita- cita mereka," ujarnya.
Oleh karena itu, melalui gelaran Kongres III Pergunu ini, bisa dijadikan momen untuk meningkatkan kepercayaan diri para guru untuk menyiapkan siswa dan santri agar berani bercita-cita setinggi mungkin.
Masih menurut Khofifah, hadirnya Pergunu juga bukan hanya untuk mencapai tujuan prestasi akademik semata. Namun Pergunu hadir untuk mengawal upaya peningkatan kualitas SDM melalui bidang pendidikan dengan integritas kebangsaan yang kuat.
"Saya rasa ini bagian yang sangat penting kalau Pergunu tidak semata-mata memiliki tujuan prestasi akademik. Melainkan juga peningkatan kualitas SDM yang ber seiring dengan seluruh proses kecintaan terhadap NKRI melalui proses pembelajaran," ungkap Gubernur Khofifah.
Langkah berikutnya, yang juga harus disiapkan adalah para guru yang tergabung dalam Pergunu harus siap untuk melakukan percepatan lompatan untuk menyusul perkembangan di wilayah masing- masing.
"Lompatannya bukan lompatan manual, tetapi lompatan tekonologi. Tidak cukup hanya Artificial Intelegence tapi kita sudah masuk ke era Metaverse ," tutur Gubernur perempuan pertama Jatim ini.
"Kita harus mulai bisa mengukur kompetensi yang ada di lembaga-lembaga pendidikan kita dengan lembaga lain yang lain lebih cepat dan advance," imbuhnya.
Selain kesiapan secara fisik, kemuliaan perilaku, dan pikiran, ada pula aspek lain yang perlu ditekankan dalam diri setiap guru. Guru harus disertai dengan kemampuan beradaptasi akan segala bentuk percepatan kemajuan-kemajuan.
"Ruh seorang guru itu sangatlah penting. Ada pengabdian, komitmen, dedikasi dan keikhlasan di dalamnya," tegasnya.
Di akhir, Khofifah juga menekankan urgensi penanaman sifat cinta tanah air kepada seluruh SDM yang ada di sekolah. Harapannya, Pergunu hadir untuk memberseiringi proses penanaman rasa cinta tanah air.
"Saya rasa itu salah satu urgensi yang sangat penting bagi kehadiran Pergunu di negeri ini," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Umum PP Pergunu Prof. Dr. K.H. Asep Saifuddin Chalim, M.A. mengungkapkan bahwa PERGUNU memiliki tujuan utama. Yakni mempersiapkan murid-murid NU menjadi ulama-ulama besar dan ilmuwan-ilmuwan besar.
"Untuk menjadikan mereka anggota dewan yang akan mengupayakan terwujudnya kesejahteraan dan tegaknya keadilan. Juga untuk menjadi para konglomerat besar yang akan memberikan kontribusi maksimal terhadap terujinya kesejahteraan bangsa Indonesia," kata Kyai Asep sapaan lekatnya
"Selanjutnya untuk menjadi para profesional yang berkualitas dan bertanggung jawab. Itu semua harus ada realisasinya, harus ada prosesnya. Semuanya diproses bersama PERGUNU," katanya. (dev/ns)