Dapat Gelontoran DBHCT Tahun 2021, RSUD Waru Pamekasan Janjikan Layanan Lebih Baik

Direktur RSUD Waru, dr Hendarto menjelaskan, instansinya akan memanfaatkan dana DBHCT untuk pengadaan obat dan Bahan Habis Pakai (BHP).

Dapat Gelontoran DBHCT Tahun 2021, RSUD Waru Pamekasan Janjikan Layanan Lebih Baik
Direktur RSUD Waru Pamekasan, dr. Hendarto.

Pamekasan, HB.net - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waru Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, mendapatkan bagian dari Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCT) tahun 2021. Pemda Pamekasan tahun 2021 mendapatkan DBHCT sebesar Rp 64,5 miliar yang dialokasikan untuk tiga sektor. Yakni untuk kesejahteraan masyarakat, bidang penegakan hukum dan bidang kesehatan.

Direktur RSUD Waru, dr Hendarto menjelaskan, instansinya akan memanfaatkan dana DBHCT untuk pengadaan obat dan Bahan Habis Pakai (BHP). Kemudian, untuk biaya service alat alat kesehatan yang rusak dan untuk kalibrasi. Hak itu dilakukan untuk menjaga kenyamanan pasien.

“Untuk pengadaan obat dan Bahan Habis Pakai, seperti misalnya alkohol, betadine, haskun, masker dan lain lain. Kemudian juga untuk biaya service alkes yang rusak, lalu untuk perbaikan alat dan untuk kalibrasi. Jadi ada empat peruntukannya,”terang Direktur RS Waru Pamekasan, dr Hendarto, Senin (08/06).

Dokter Hendarto menjelaskan, untuk pengadaan obat-obatan, saat ini sudah dalam proses pengadaan, yang dilakukan para pejabat bagian pengadaan. Hingga kini, sudah ada beberapa obat yang sudah datang, juga ada pula beberapa obat yang dalam proses pengiriman. Pada dana DBHCT tahun lalu, lanjut Hendarto, RS Waru juga mendapat kucuran DBHCT. Semuanya dipakai untuk pengadaan alat-alat kesehatan.

“Tahun ini dikhususkan kepada obat, BHP kemudian perbaikan alat dan kalibrasi itu,”tuturnya.

Dia mengakui, dana DBHCT sangat bermanfaat bagi RS Waru untuk pemenuhan kebutuhan guna meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat khususnya untuk pembelian alat alat kesehatan. Mengingat begitu penting dan besarnya manfaat yang diperoleh dari DBHCT tersebut, Hendarto berharap, tahun depan RS Waru tetap kembali dapat DBHCT.

Selanjutnya ia berharap pengembangan rumah sakit pada aspek aspek lainnya, khususnya keperluan alat alat kesehatan.  Bahkan, dalam pengembangan RS Waru kedepan, dr.Hendarto telah membuat berbagai macam perencanaan jangka panjang. Misalnya, untuk meningkatkan mutu pelayanan, dengan minimal infasif dari pihak bawah atau dari user, sudah merencanakan beberapa kebutuhan terkait dengan hal itu.

“Saat ini RS Waru menerapkan system aplikasi perencanaan terintegrasi (Siteri),” timpalnya.

Melalui sistem ini tim perencanaan mulai bekerja untuk mengusulkan program secara terencana. Jadi untuk pengadaan tahun depan, sudah diusulkan tahun ini.

“Jadi tidak dadakan, akan tetapi terencana dengan matang,”pungkasnya. (err/ns)