Gubernur Khofifah Ajak OPD dan Masyarakat Jatim Manfaatkan Lahan Kosong
Gubernur mengaku sudah berkoordinasi dengan Pangdam dan Kasdam V Brawijaya karena mereka juga akan melakukan penanaman secara intensif berkaitan dengan ketahan pangan.
SURABAYA, HARIANBANGSA.net - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk memanfaatkan lahan kosong milik dinas-dinas di Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Jatim untuk ditanami berbagai jenis tanaman pangan pengganti beras, untuk kebutuhan pangan sehari-hari.
"Bukan hanya lahan kosong milik Dinas Pertanian saja tetapi dari Dinas Sumber Daya Air, Dinas Kehutanan dan dinas lainnya, milik Pemprov Jatim untuk dimanfaatkan lahan-lahan yang kosong dan ditanami. Saya sudah minta diidentifikasi lahan tersebut dan kita akan menanam bareng seluruh lahan-lahan yang ada," kata Gubernur Khofifah usai acara Gerakan Diversifikasi Pangan bersama Menteri Pertanian secara virtual di Gedung Negara Grahadi, Rabu (19/8).
Gubernur mengaku sudah berkoordinasi dengan Pangdam dan Kasdam V Brawijaya karena mereka juga akan melakukan penanaman secara intensif berkaitan dengan ketahan pangan.
Khofifah menegaskan, masalah diversifakasi pangan ini sebenarnya sudah ada sejak era Presiden Suharto dulu. “Ini merupakan program lama yang kita diingatkan lagi,” jelas Gubernur wanita pertama di Jatim ini.
Saat ini, lanjut Khofifah, pihaknya sudah memiliki format dalam artian banyak masyarakat yang mengurangi konsumsi beras dan menkonversi dari nasi ke misalnya vegetarian. Kesadaran pola hidup sehat itu sudah mulai cukup kuat dan masyarakat juga mulai mengurangi karbohidrat yang berbasis beras. Hal ini, akan menjadi pintu masuk kemungkinan diversivisai pangan yang lebih luas.
Gubernur menjelaskan, bahwa industry yang memiliki kontribusi sangat besar terhadap PDRB Jatim sebesar 33 persen dalam produk makanan dan minuman (mamin).
“Jika kita berkeliling ke expo olahan pangan non beras banyak yang harus memanggil memori kita misalnya tales, ganyong yang sudah jarang kita dengar. Artinya ada panggilan memori untuk mengenal lagi bahan-bahan pangan non beras yang sekarang didiplay ini,"papar Khofifah sambil keliling stand pameran oalah pangan non beras di Grahadi.
Menurut Khofifah, jika diteruskan secara signifikan akan mengurangi impor gandum karena Jatim belum menanam gandum. Pemprov akan memasyarakatkan seluruh produsen terutama ultra mikro dan mikro dari sektor UMKM supaya bisa menggunakan bahan baku lokal untuk menanam tanaman seperti ganyong, tales, jelarot, garut dan lain sebagainya untuk kembali digali.
"Di Kemetrian Pertanian itu ada slogan 'tanam, petik, olah dan pengemasan kemudian akses pemasaran'. Alhamdulillah di Jatim setiap minggu sudah ada yang bisa ekspor tiwul dan gatot ke Singapura, Malaysia, Taiwan dan Hongkong. Hal ini tentu menunjukkan diplomasi Jawa Timuran terasa banget. Nasionalisme yang dibangun lewat makanan ternyat juga penting,” pungkas Khofifah. (dev/ns)