Juri SSC melakukan penilaian di RW 5 Menanggal
Tim Juri Surabaya Smart City (SSC) 2022, mulai menilai RW 5 Kelurahan Dukuh Menanggal, Kecamatan Gayungan Kota Surabaya
Surabaya, HB.net - Tim Juri Surabaya Smart City (SSC) 2022, mulai menilai RW 5 Kelurahan Dukuh Menanggal, Kecamatan Gayungan Kota Surabaya.
Kedatangan juri disambut dengan yel-yel serentak dan penuh semangat dari ibu-ibu warga RW 05. Tampak, Ketua RW 05 Mujiyanto dengan tanggap menjamu tim juri. Kemudian, mengarahkan ke berbagai objek kegiatan di RW 05 yang akan dinilai agar menuju Surabaya Smart City.
"Banyak kegiatan yang kami lakukan dalam mendukung SSC. Mulai kesehatan lingkungan yakni menggerakkan PKK, Posbindu, Posyandu hingga pemeriksaan jentik-jentik. Sedangkan untuk penataan lingkungan, kami melibatkan semua RT dan warga untuk berpartisipasi aktif. Hasilnya, lingkungan asri, nyaman, bersih. Warganya pun sehat dan inovatif," ujar Mujiyanto, ditemui saat penilaian, di Green House salah satu RT di RW 05, Selasa (8/11).
Di lingkungan RW 05 Menanggal, terdiri dari 14 RT. Sebanyak 11 RT warga tinggal di Rusun. Hanya warga di 3 RT yang tinggal di rumah non Rusun. Rumah susun sendiri terdiri dari 14 blok. 13 blok merupakan rumah susun umum dan 1 blok merupakan Rusunami (milik PT Pal Surabaya).
Untuk menjaga kebersihan lingkungan yakni dengan cara mengelolah lingkungan. RW 05 melakukan pemilihan timbunan sampah, pengolahan sampah menjadi komposter, pemilihan sampah rumah tangga organik maupun an-organik hingga memiliki nilai ekonomis. Juga membuat pupuk dan pestisida organik. Sedangkan di sisi pekarangan pangan lestari ada green house, kolam ikan, hidroponik, budidaya sayur dalam polibag, budidaya tanaman hias, dan pembuatan pupuk cair.
Dia menyebut, dari 3 RT yang masuk penjurian SSC, mempunyai karakteristik dan keunggulan masing-masing. Contohnya, pengembangan IPAL. Membuat lubang resapan biopori, kerajinan tangan dari sampah daur ulang. Bahkan, produk UMKM yang dipasarkan juga masuk E-Peken.
Dia meyebut, masuk SSC ini tahun kedua. "Tahun pertama kami sudah masuk 500 besar untuk yang 2 RT yakni RT 6 dan RT 8. Dan tahun ini tambah RT 7," ungkapnya
Mujiyanto mengatakan, SSC ini bukan ajang perlombaan. Tetapi lebih dari itu.
"Kami sebetulnya sudah juara sebelum juara karena di SSC ini kami sudah mendapatkan kolam, sudah mendapatkan tempat yang indah, sudah mendapatkan warga yang guyup. Nah, ini hadiah-hadiah bagi kami," ungkap dia.
Pihaknya menganggap tim juri adalah guru. Tidak ada kata menang atau kalah. Yang ada hanya lulus dan tidak lulus.
"Kami bersyukur dan menganggap Tim Juri adalah guru. Ini ujian kami. Lulus atau tidak itu saja. Jadi bukan untuk kriteria harus menjadi juara," kata dia.
"Sudah mendapatkan hadiah sosial, hadiah spiritual, hadiah kekompakan, saling menghargai. Kami diedukasi sehingga memahami banyak hal tentang lingkungan, tentang kesehatan, dan lainnya, " aku dia.
Mujiyanto berharap tetap bisa mempertahankan itu semua. " Semoga tetap 'kontinue' dan terus berkembang serta berkelanjutan dalam merawat dan menjaga lingkungan ini, " terang dia.
Salah satu perwakilan tim juri, Mastri Indrawanto mengatakan, adanya SSC merupakan alat berkumpul bersama.
"Semoga dengan adanya SSC ini warganya saling menjaga agar kampungnya terhindar dari gizi buruk, pengangguran dan kemiskinan seperti yang disampaikan Bapak Walikota Surabaya, " pungkas dia. (mid/)