Rendemen dan Pendapatan Tebu Makmur di Mojokerto Melejit

Produksi petani tebu di Mojokerto tahun 2023 ini melejit.

Rendemen dan Pendapatan Tebu Makmur di Mojokerto Melejit
Perwakilan BNI, direktur PT Sinergi Gula Utama, direktur Petrokimia Gresik, dan petani melakukan panen dan tanam tebu dibawah naungan Program Makmur. Yudi/ HARIAN BANGSA

Mojokerto, HARIANBANGSA.net - Produksi petani tebu di Mojokerto tahun 2023 ini melejit. Produktivitas di bawah naungan Program Makmur mencapai 160 ton per hektare, melonjak dari sebelumnya 120 ton per hektare.

Kenalkan juga terjadi di sisi rendemen, dari 7,35 persen jadi 8,50 persen. Sementara pendapatan juga mengalami ekses yang sama hingga 81.395.823 hektare naik jadi 115.392.430  hektare atau naik 42 persen.

Program Makmur ini merupakan kerjasama PT Petrokimia Gresik dan PT Sinergi Gula Nusantara. Luas lahan binaan kedua BUMN tersebut di Mojokerto mencapai 5.628 hektare. Cakupan lahan binaan PTPN grup di Jawa Timur mencapai 26.229 hektare.

Asisten Manajemen Tanaman PG Gempolkrep Agus Edi Susanto menyebut, kenaikan produksi tebu di Jatim dipicu oleh karena ketepatan pemakaian pupuk yang lebih terjamin.

"Kalau melihat pertumbuhan lebih baik daripada non-program. Hasilnya lebih banyak, termasuk rendemen. Itu karena ketepatan pemakaian pupuk," ujarnya ditemui disela-sela panen dan tanam bersama tebu di Desa Jrambe, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto, Rabu (9/8).

Program Makmur ini telah tiga tahun berjalan. Jenis tebu yang ditanam, yakni Bulu Lawang, Republik Of China, Cening dan variasi lokal yang masih uji coba.

Sementara itu, dalam konferensi persnya, Dirut Produksi Pengembangan PT Perkebunan Nusantara Mahmudin menyatakan, kolaborasi antara Petrokimia sebagai mitra terdekat petani, pemda dan juga dari pihak Bank BNI adalah untuk mewujudkan tugas dari pemerintah.

Program Makmur ini, katanya, merupakan sarana untuk meningkatkan produktivitas bersama dengan petani. "Tentunya yang saat ini masih di angka sekitar 70 ton per hektar menuju 93 ton per hektare hari ini, " katanya.

Saat ini gula produksi di angka 2,3 juta ton tahun 2028. Sementara targetnya mencapai 4,6 juta ton. PTPN group harus menambah luasan 179.000 ha.

Merupakan tugas besar dari PT SGL di bawah PTPN group. "Saya kira ini suatu sinergi yang luar biasa. Mudah-mudahan kita akan terus berkolaborasi lagi dengan PT Petrokimia dengan perbankan dalam hal ini hadir BNI dengan petani," harapnya.

Sementara itu, Dirut PT Petrokimia Gresik Dwi Satrio Annurogo mengatakan, pihaknya punya kepentingan untuk mendongkrak produksi tebu petani. Tidak hanya memberikan pupuk, pihak Petrokimia juga melakukan uji tanah secara terukur.  "Oh, ternyata tanah di desa ini masih perlu penambahan kapur pertanian untuk meningkatkan PH-nya, " paparnya.

Ia mengapresiasi kolaborasi yang dilakukan selama ini sehingga bisa mendongkrak hasil produksi tebu petani. (yep/rd)