Keluh Kesah Penjual Kembang Api di Massa Pandemi Covid-19  

Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, jumlah pedagang kembang api menjelang tutup tahun kali ini berkurang drastis. Di sepanjang jalan Merdeka tidak lebih dari 5 lapak yang menjajakan kembang api serta pernak perniknya.

Keluh Kesah Penjual Kembang Api di Massa Pandemi Covid-19   

BLITAR, HARIANBANGSA.net - Lalu lalang kendaraan berseliweran di Jalan Merdeka Kota Blitar. Beberapa Pedagang kembang api terlihat membuka lapak daganganya tanda akan segera berakhirnya tahun 2020.

Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, jumlah pedagang kembang api menjelang tutup tahun kali ini berkurang drastis. Di sepanjang jalan Merdeka tidak lebih dari 5 lapak yang menjajakan kembang api serta pernak perniknya. Jumlah ini jauh lebih sedikit dari tahun sebelumnya yang bisa mencapai 20 penjual.

Sedikitnya jumlah penjual kembang api ini adalah imbas dari pandemi Covid-19. Selain melemahnya daya beli masyarakat, para pedagang musiman ini juga tidak terlalu antusias untuk melapak karena adanya larangan perayaan tahun baru.   

“Ini adalah bagian dari usaha saya untuk menyambung hidup,” ujar Supangat (48) penjual kembang api yang membuka daganganya di depan taman Pecut Kota Blitar. Barang daganganya kali ini benar-benar sepi pembeli. Dalam sehari dia hanya bisa menjual maksimal 9 kembang daganganya. Padahal tahun sebelumnya dalam sehari kembang api miliknya yang per bijinya dihargai antara Rp 10.000-Rp 50.000 itu bisa terjual sampai 100 buah.

Hal serupa juga dirasakan oleh penjual kembang api lainya. Dalam sehari maksimal hanya mampu meraup omset sebesar Rp 60.000.

Meski begitu ia tak lantas menyalahkan pemerintah yang menghimbau masyarakat tidak melakukan perayaan tahun baru secara berlebihan. "Mau bagaimana lagi, harus disadari saat ini memang tidak mungkin merayakan tahun baru dengan meriah," ujarnya. Ia berharap pandemi segera berakhir. Sehingga usahanya bisa kembali normal. (tri/ns)