Kembangkan Ekowisata, Banyuwangi Raih Juara Narwasita Tantra
Penghargaan ini diraih berkat komitmen kepala daerah yang tinggi dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Salah satunya, konsisten mengembangkan pariwisata berbasis alam atau ekowisata.
Banyuwangi, HB.net - Banyuwangi meraih penghargaan Nirwasita Tantra 2020 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI. Penghargaan diberikan karena kepala daerahnya dinilai berhasil mengimplementasikan kebijakan pembangunan berkelanjutan untuk memperbaiki kualitas lingkungan hidup di daerahnya.
Menteri LHK Siti Nurbaya langsung memberikan penghargaan tersebut kepada Bupati Ipuk Fiestiandani yang diwakili Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi, Mujiono di Jakarta, Selasa (15/6). “Alhamdulillah, kinerja Banyuwangi terus mencatat prestasi dan diapresiasi baik oleh pemerintah pusat. Ini menjadi semangat kami untuk berinovasi dan berkinerja lebih baik lagi kedepan,” kata Ipuk.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi, Husnul Chotimah menjelaskan, Banyuwangi meraih peringkat I untuk kategori Kabupaten Besar. Penghargaan ini diraih berkat komitmen kepala daerah yang tinggi dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Salah satunya, konsisten mengembangkan pariwisata berbasis alam atau ekowisata.
“Pengembangan pariwisata di Banyuwangi tidak dilakukan dengan membangun gedung-gedung bertingkat, melainkan memunculkan destinasi yang bersinergi dengan alam. Misalnya ajang lari pegunungan dan hutan, bersepeda melintasi berbagai pesona alam, juga memberdayakan ekonomi warga untuk ikut dalam pengembangan destinasi,” kata Husnul.
Banyuwangi juga banyak menggelar event pariwisata berbasis alam, misalnya festival Geopark Run menyusuri taman nasional Alas Purwo dan Ijen Green Run yang melintasi kaki Gunung Ijen. Festival untuk konservasi lingkungan pun digeber, seperti Festival Toilet Bersih, festival mentari (menjaga mata air), hingga lomba busana dari bahan daur ulang yang melibatkan ribuan pemangku kepentingan.
Selain itu, pemerintah pusat juga telah resmi menobatkan Banyuwangi sebagai Geopark Nasional, dan saat ini tengah disiapkan menjadi bagian jaringan Geopark dunia atau UNESCO Global Geopark (UGG).
Penghargaan ini diraih juga lantaran respons kepala daerah terhadap dampak perubahan iklim yang dinilai sudah baik. “Misalnya, pengendalian perusakan terumbu karang, pengelolaan persampahan, pengendalian kualitas air, serta penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan,” imbuh Husnul. (guh/diy)