Nganggur, Nekat Rampas Motor Ojol
Purnomo mendapat pelajaran setimpal. Saat hendak marampas motor ojek online (ojol), Senin (6/7), di Sumorame, Candi, dia dihadang warga.
Sidoarjo, HARIAN BANGSA.net - Purnomo mendapat pelajaran setimpal. Saat hendak marampas motor ojek online (ojol), Senin (6/7), di Sumorame, Candi, dia dihadang warga. Puluhan massa yang geram melampiaskan kemarahan. Purnomo pun babak belur.
Bekas amuk massa itu masih membekas di wajah sebelah kiri Purnomo. Lingkar matanya menghitam. Pipinya menggelembung. Berulang kali pria 54 tahun itu menerima bogem mentah dari massa.
Saat diperiksa petugas, Purnomo hanya menunduk. Satu per satu pertanyaan dijawab lirih. Dia mengakui perbuatannya. "Saya bingung, sejak 4 bulan tak punya pekerjaan," paparnya.
Aksi Purnomo terbilang nekat. Senin lalu, dia tiba di Desa Sumorame. Setelah meniti jalan, warga Gubeng, Surabaya itu akhirnya tiba di gang kecil utara. Tepatnya di sebelah PT UWI.
Dia lantas menelusuri gang. Sembari mencari mangsa. Nah, selang beberapa menit, seorang pengendara ojol, Mochammad Sakir melintas. Mengendarai Honda Vario W 3357 ZO. Dia hendak mengantar pesanan makanan.
Sakir berhenti di depan Purnomo. Saat mencari alamat, HP-nya tiba-tiba berdering. Dia mendapatkan telepon dari Andre. Teman karib Sakir itu mengabarkan bahwa dia akan berkunjung ke rumah. Melihat Sakir berhenti, Purnomo mendapatkan kesempatan. Seketika dia melihat sekeliling. Mencari alat untuk menghantam korban. Alhasil dia merogoh tas, mengambil pipa besi.
Pipa berukuran 50 cm tersebut segera diambil. Dia mendekat ke arah Sakir. Kuli bangunan itu gelap mata. Korban yang tengah menerima telpon dihajar bertubi-tubi. Kepala bagian belakang dipukul. "Saya pukul empat kali," jelasnya.
Hantaman benda tumpul itu membuat Sakir limbung. Seketika dia ambruk di tepi jalan. Darah segar mengucur. Namun, pria 45 tahun itu masih sadar. Melihat korban jatuh, Purnomo bergegas mengambil motor. Dia berupaya kabur. Namun, nasib baik masih menaungi Sakit.
Saat itu, Sakir segera bangkit. Dia memeluk lantas menarik kepala pelaku. Tujuannya agar Purnomo tak kabur. Usahanya membuahkan hasil. Keduanya ambruk di tepi jalan.
Mendapatkan gangguan, pelaku panik. Purnomo berupaya melepaskan tarikan Sakir. Berulang kali, kaki kanan dan kiri korban dihantam pipa. Sakir tetap tak bergeming. Hampir saja, pelaku lolos. Saat tenaga Sakir tak lagi kuat, dia berteriak lantang. Meminta tolong. Sejurus kemudian, warga mendekat. Gantian Purnomo dihajar massa.
Di depan petugas, Purnomo mengaku tak memiliki uang. Sejak pandemi Corona merebak, dia tak mendapatkan pekerjaan. Terakhir, pria yang belum menikah tersebut bekerja di Kalimantan. Sebagai kuli bangunan. "Saya nekat karena tidak punya uang," tuturnya.
Kapolsek Candi AKP Yulie Khrisna menuturkan, pelaku berniat merampas motor. Dari penelusuran petugas, sudah tiga hari dia menggelandang di Kota Delta. "Tidur di terminal," ucapnya.
Kini, Purnomo harus mendekam di balik jeruji besi. Dia dijerat pasal 365 KUHP. Tentang pencurian dengan kekerasan. "Maksimal dipenjara 15 tahun," pungkasnya.(cat/rd)