Pemkot Ajak Seluruh Komunitas Satwa Pamer Satwa Miliknya di TWSL
Seminggu di TWSL yang diselenggarakan dari tanggal 11-16 Juni 2024, menampilkan berbagai event dan festival.
Probolinggo, HB.net - Pemerintah Kota Probolinggo melalui Dinas Lingkungan Hidup bekerjasama dengan komunitas satwa menggelar Festival ‘Seminggu di TWSL. Digelarnya festival ini sebagai pemicu dalam mengembangkan wisata di Kota Probolinggo.
Seminggu di TWSL yang diselenggarakan dari tanggal 11-16 Juni 2024, menampilkan berbagai event dan festival. Mulai dari lomba mewarnai tingkat TK/RA/sederajat, lomba melukis tampah beregu tingkat SD/MI/sederajat, lomba musik akustik tingkat SMP/MTs/sederajat, hingga festival ikan hias.
DLH juga bekerjasama dengan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, dengan menaman pohon dan memberikan bantuan seratus bibit pohon kepada masyarakat.
Pada kesempatan itu, Pj. Wali Kota Nurkholis mengatakan ada beberapa kemajuan yang sudah dicapai TWSL Kota Probolinggo selama ini. Ia berjanji spot-spot flora dan fauna yang ada di TWSL tersebut nantinya akan dikembangkan dan dikelola secara berkelanjutan.
“Ke depan, semua pohon yang ada di Kota Probolinggo termasuk di TWSL akan dipasang chip. Sudah didata ada 36 macam jenis pohon, sehingga kalau ada aktivitas pemotongan bisa diketahui,” jelas Nurkholis.
Menariknya, Nurkholis juga akan memfasilitasi pengadaan alat penetas telur Elang Jawa koleksi TWSL dan menambahkan beberapa koleksi unggas seperti ayam hias.
“Elang Jawa itu sudah beberapa kali bertelur, tapi tidak bisa menetas, karena mungkin dipengaruhi oleh kebisingan. Padahal, Elang Jawa adalah spesies langka, dimana sekarang hanya ada 2 tempat di Indonesia Elang Jawa ini bertelur, yaitu di TWSL dan Gunung Salak. Nanti saya akan belikan alat penetas, sehingga semua telur itu bisa menetas,” janjinya.
Terpisah, Kepala DLH Kota Probolinggo, Retno Wandansari mengungkapkan alasan digelarnya kegiatan Seminggu di TWSL. Selain untuk memeriahkan event festival pariwisata juga untuk mengedukasi masyarakat agar mencintai lingkungan.
“Kegiatan ini diadakan guna mengedukasi masyarakat bagaimana kita mencintai lingkungan dan juga keanekaragaman hayati. Karena itu, harus ada peran dari masyarakat supaya keanekaragaman hayati ini tidak punah. Di sini ada 30 jenis pohon dan ada sekitar 80 jenis satwa,” jelas Retno.
Retno juga menambahkan, dampak festival ini dari sisi pertumbuhan ekonominya. Menurutnya, banyak pengunjung TWSL yang antusias mengikuti event yang diselenggarakan selama seminggu ini bagi peningkatan ekonomi daerah.
“Selama kegiatan Seminggu di TWSL 2024 yang dimulai dari tanggal 11 sampai dengan 15 Juni 2024, terdapat peningkatan jumlah pengunjung hingga mencapai 830 orang, terdiri dari 402 dewasa dan 428 anak-anak,” jelasnya. (ndi/diy)