Pj Wali Kota Nurkholis Wanti-Wanti Agar Tak ada Kekerasan saat MPLS
Menurut Nurkholis, sebagai pembina apel, dirinya menegaskan komitmen pemerintah untuk menerapkan program MPLS tanpa perundungan dan kekerasan kepada peserta didik.
Probolinggo, HB.net - Memasuki Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi siswadan siswi baru, Pj Walikota Probolinggo, Nurkholis mewanti-wanti agar sekolah tidak melakukan kekerasan dan perploncoan terhadap siswa baru.
Pernyataan itu ditegaskan Pj Wali kota, Nurkholis saat menghadiri Apel pagi di SMPN 10 Kota Probolinggo bersama siswa, siswi, tenaga pendidik dan wali murid.
Menurut Nurkholis, sebagai pembina apel, dirinya menegaskan komitmen pemerintah untuk menerapkan program MPLS tanpa perundungan dan kekerasan kepada peserta didik.
“Saya tegaskan bahwa tidak ada lagi di Probolinggo ini, apa yang dinamakan perundungan, tidak ada lagi kekerasan, sehingga ketika itu terjadi, sesuai komitmen kepala sekolah dan juga guru-guru, akan ditindak tegas bahkan sampai sanksi dikeluarkan, dengan ada tahapannya,” jelas Nurkholis.
Sementara itu turut mendampingi, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Siti Romlah menerangkan tema khusus anti perundungan melalui semangat MPLS Cetar Perkasa Penter Ben Alim. Yakni, Cegah dan Tangani Perundungan dan Kekerasan di Satuan Pendidikan dengan Pendidikan Karakter Berkolaborasi Pesantren Serta Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
“Kita berikrar mulai hari ini tidak ada lagi perundungan dan kekerasan pada anak-anak di Kota Probolinggo. Untuk pendidikan karakter, penguatannya di MPLS ini anak-anak diwajibkan menghafal dan mengerti makna dari pendidikan karakter khususnya akhlak mulia,” terang Kadis Siti Romlah.
Nurkholis menambahkan nasehatnya kepada murid-murid TK agar selalu menjadi anak yang teladan. “Tidak boleh nakal, harus rukun sama temannya itu bagus, jadi diterapkan mulai kecil, untuk saling mengasihi, dan menyayangi antar teman,” kata Penjabat Wali Kota Nurkholis.
Lokasi peninjauan MPLS berikutnya adalah SD Kanigaran 1 di Jalan HOS Cokroaminoto. Dipandu oleh guru setempat, Nurkholis diajak untuk bernyanyi bersama lagu Anti Perundungan serta bermain games Ambil dan Tempel. Yaitu, sebuah permainan pengenalan karakter dalam praktik sehari-hari.
“Untuk menjadi seperti yang dicita-citakan, pertama harus rajin belajar, kedua harus taat pada orang tua, kemudian menghormati guru dan menghargai teman. Kalau semua itu dilakukan Insya Allah, akan menjadi seperti yang dicita-citakan, sekali lagi semangat belajarnya,” pesan Nurkholis. (ndi/diy)