Punya Daya Saing, Pebisnis Harus Digitalisasi
Industri logistik pintar (smart logistics industry) adalah sistem logistik yang mengoptimalkan, mendesain ulang proses sistem manejemen, dan infrastruktur teknologi digital
Surabaya, HARIAN BANGSA.net - Industri logistik pintar (smart logistics industry) adalah sistem logistik yang mengoptimalkan, mendesain ulang proses sistem manejemen, dan infrastruktur teknologi digital untuk memberikan layanan prima dan knowledge terkini atau belum tersedia sebelumnya.
Guna mewujudkan itu digitalisasi adalah jawabannya. Dalam digitalisasi diperlukan keseimbangan antara hardware dan software. Keduanya harus seimbang. Untuk itu, perlu diketahui bagaimana para penyedia suplai logistik dalam pemilihan hardware.
Pada webinar kali, Asosiasi Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) menjelaskan bagaimana pentingnya keseimbangan antara keduanya dalam menunjang sebuah sistem pelayanan logistik.
Ketua Asperindo M Feriadi menjelaskan, dengan melakukan transformasi digital, pekerjaan kita akan lebih mudah, cepat, dan akurat. Contohnya, banyak marketplace yang bekerja sama dengan perusahaan yang sudah menggunakan teknologi. Sehingga pengecekan tarif dan barang semakin mudah.
"Tujuan kegiatan ini agar perusahaan atau anggota yang belum melakukan digital transformasi agar segera melakukan supaya tetap eksis dan memiliki daya saing," ujarnya, Kamis (27/8).
Ditambahkan, COO PT. Buana Media Teknologi Gede B Mahartapa, metode teraebut dimulai dari penyedia jasa layanan atau barang. Ketika mereka menyediakan pembayaran seperti QRIS, makan pembeli hanya tinggal scan sudah terbayar. Dan hal ini menjadi salah satu cara pembayaran di masa pandemi tanpa kontak langsung.
"Dan penjual bisa mencairkan dananya di semua bank karena sudah diawasi oleh Bank Indonesia. Ini seperti uang elektronik saja yang bisa dicairkan dan diisi," pungkasnya.(sby1/rd)