SGN Gandeng Makmur Petrokimia, Tingkatkan Kesejahteraan Petani Tebu
Salah satu kendala yang dihadapi petani tebu adalah akses dan ketersediaan Saprodi diantaranya pupuk yang dibutuhkan tanaman untuk proses pertumbuhan dan peningkatan produktivitas.
Situbondo, HB.net - Direktur Keuangan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) anak perusahaan PTPN III (Persero) Holding Perkebunan, Hariyanto, berkomitmen mewujudkan swasembada gula nasional dengan diiringi penguatan petani, sehingga membawa dampak peningkatan kesejahteraan petani. Hal ini disampaikan dalam gelar teknologi dan seremonial panen serta tanam tebu program Makmur di kebun tebu Mangliwetan Bondowoso, Kamis (04/07/2024).
"Program Makmur ini salah satu rangkaian, bahwa kami harus bersinergi mensukseskan swasembada gula. Ekosistem sangat penting karena kita tidak bisa bergerak sendiri-sendiri, dari mulai benih, pupuk, pendanaan dari perbankan, hingga pabrik gula sebagai off taker. Yang terpenting pencapaian swasembada gula diiringi dengan penguatan petani dengan membantu akses permodalan, benih hingga Sarana produksi (Saprodi)," kata Hariyanto.
Salah satu kendala yang dihadapi petani tebu adalah akses dan ketersediaan Saprodi diantaranya pupuk yang dibutuhkan tanaman untuk proses pertumbuhan dan peningkatan produktivitas. Hal ini disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (DPC APTRI) PG Pradjekan, Rolis Wikarsono.
"Lahan kami sekitar 6.500an hektar di hampir seluruh kabupaten Situbondo telah ter-cover Program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat (Makmur). Kami mendapatkan jaminan pupuk yang asli dan prosesnya hanya dua tiga hari, harganya kompetitif," ungkap Rolis.
"Tahun ini peningkatan produktivitas luar biasa, sebelumnya di 76 kini menjadi 110 ton per hektar, rendemen naik, pendapatan petani juga naik, " jelas General Manager PG Pradjekan, Mohammad Sholeh Kusuma.
Kenaikan produktivitas tersebut dinilai cukup signifikan yakni mencapai 45 persen dari semula 76 ton per hektar menjadi 110 ton per hektar. Kemudian, kenaikan rendemen mencapai 9,9 persen dari 8,14 persen menjadi 8,94 persen, sehingga pendapatan petani meningkat dari semula Rp 53,4 juta per hektar menjadi Rp 69,4 kita per hektar.
Direktur Keuangan dan Umum PT Petrokimia Gresik Robby Setiabudi Madjid memberikan apresiasi atas peningkatan produktivitas yang diraih oleh petani tebu mitra PG Pradjekan dan pihaknya menyakini melalui sistem bagi hasil dengan petani, ditambah dengan kinerja SGN petani akan tambah makmur.
"Setelah kami berdiskusi dengan mitra tadi kebetulan pabrik gula Prajekan ternyata rangking 1 terkait rendemen seluruh SGN. Selain itu, kami berterimakasih pada semua ekosistem yang berada di Program Makmur ini kami karena mensukseskan juga ketahanan pangan nasional," jelasnya. (mid/diy)