Tingkatkan Penggunaan Energi Ramah Lingkungan, PLN Gunakan Listrik dari PLTSa Benowo Surabaya
"PLTSa Benowo ini termasuk salah satu program pemerintah-percepatan pembangunan instalasi pengolah sampah menjadi energi listrik berbasis teknologi ramah lingkungan,"papar Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini.
Surabaya, HB.net – Perusahaan Listrik Negara mendukung penuh pengembangan bauran energi dari fosil ke ramah lingkungan, salah satunya dengan melakukan pembelian energi listrik berbasis sampah seperti Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) Berbasis Tekonologi Ramah Lingkungan Benowo Surabaya.
Kamis (6/05), proyek itu diresmikan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Di acara itu, presiden didampingi Gubernur Provinsi Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif dan Walikota Surabaya, Eri Cahyadi serta Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini.
"PLTSa Benowo ini termasuk salah satu program pemerintah-percepatan pembangunan instalasi pengolah sampah menjadi energi listrik berbasis teknologi ramah lingkungan. Dalam hal ini PLN mendukung penuh pengembangan bauran energi dari fosil ke ramah lingkungan dengan pembelian energi listrik berbasis sampah," papar Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini.
Pembangkit listrik dengan bahan bakar sampah kota yang terletak di TPA Benowo ini berkapasitas 9 MW dan merupakan PLTSa kedua yang beroperasi di Jawa Timur setelah sebelumnya pada November 2015 beroperasi PLTSa Benowo 1,65 MW dengan teknologi Sanitary Landfill.
PLTSa Benowo ini merupakan PLTSa pertama di Indonesia yang menggunakan konsep Zero Waste dengan proses gasifikasi dan untuk produksi listrik dengan kapasitas 9 MW ini.
PLN bekerja sama dengan IPP (Independent Power Producer) – PT Sumber Organik. Kerja sama tersebut dilakukan sampai dengan tahun 2032 dengan harga beli sebesar 13,35 cent USD/kWh sesuai dengan Peraturan Presiden No. 35 Tahun 2018
Keunggulan dari teknologi zero waste ini adalah tidak ada sampah yang tersisa dibanding teknologi sebelumnya yang masih memiliki residu.
"Untuk kapasitas 9 MW ini dapat digunakan untuk melistriki sekitar 5.885 rumah tangga dengan daya 1300 VA di wilayah Surabaya dan sekitarnya," pungkas Zulkifli. (mid/ns)