Transaksi Misi Dagang Jatim ke Malut Capai Rp 568 Miliar

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sukses memimpin gelaran misi dagang dan investasi perdana antara Provinsi Jawa Timur dengan Maluku Utara (Malut) di Hotel Sahid Bella, Kota Ternate, Maluku Utara, Rabu (12/3).

Transaksi Misi Dagang Jatim ke Malut Capai Rp 568 Miliar
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda Laos.

Ternate, HARIANBANGSA.net - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sukses memimpin gelaran misi dagang dan investasi perdana antara Provinsi Jawa Timur dengan Maluku Utara (Malut) di Hotel Sahid Bella, Kota Ternate, Maluku Utara, Rabu (12/3).

Kegiatan misi dagang dan investasi antara Jatim dan Maluku Utara yang melibatkan pembeli dan penjual dari kedua provinsi mencatatkan total transaksi final senilai Rp 568,042 miliar.

"Alhamdulillah, hingga pukul 17.00 WIT transaksi mencapai Rp 568,042 miliar dengan rincian Jatim membeli Rp 296,368 miliar dan Jatim menjual Rp 271,674 miliar. Semoga hasil ini terus menumbuhkan perekonomian bagi kedua provinsi," ujarnya.

Misi dagang di Maluku Utara dihadiri 155 pelaku usaha dari kedua provinsi, yang terdiri dari 55 pelaku usaha Provinsi Jawa Timur dan 100 pelaku usaha Provinsi Maluku Utara.

Beberapa komoditi dari Jawa Timur yang ditransaksikan berupa produk hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan aneka IKM-UMKM. Sedangkan komoditi dari Maluku Utara yang ditransaksikan, yakni produk hasil pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan aneka IKM-UMKM.

"Dari hasil transaksi Jatim menjual produk hasil perikanan, rokok, bahan material, ayam frozen, minyak goreng, tepung, kedelai, benih tanaman koltikultura, beras, dan telur. Sebaliknya Jatim membeli ikan tenggiri dan  layur beku, buah pala, rumput laut, arang tempurung kelapa, cumi-cumi, dan udang vaname,” jelasnya.

Khofifah mengatakan, selama ini, Maluku Utara menyuplai beberapa komoditas utama antara lain buah-buahan, ikan beku, rempah-rempah, tanaman obat, kendaraan air, kerajinan besi, udang, rumput laut, dan kakao ke Jatim.

Sebaliknya, Jawa Timur menyuplai minyak gas, semen, sepeda motor, daging ayam, filter bahan bakar, mobil, beras, ayam, susu sapi segar, gula tebu, dan komoditas lainnya ke Maluku Utara.

"Semoga misi dagang mampu berdampak signifikan bagi hubungan kerjasama di berbagai bidang ekonomi dan budaya antara Provinsi Jawa Timur dengan Provinsi Maluku Utara," ungkap Khofifah.

Disampaikan Khofifah, pelaksanaan misi dagang Provinsi Jawa Timur merupakan upaya fasilitasi untuk mempertemukan para pelaku usaha dari Jawa Timur dan Provinsi Malut.

Khususnya, menyebarluaskan potensi produk industri, perdagangan, perikanan, agribisnis dan peluang investasi lainnya secara terintegrasi dalam rangka memenuhi substitusi impor (bahan baku) dan kebutuhan lainnya yang diharapkan mampu meningkatkan nilai perdagangan dalam negeri.

"Misi dagang tahun ini, kerja sama yang terjalin semakin diperkuat, meningkatkan volume perdagangan dan memperkuat jaringan bisnis sehingga membuka peluang baru yang lebih luas bagi dunia usaha serta investasi di Jawa Timur dan Maluku Utara," ungkapnya.

Sementara itu, Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda Laos menegaskan, kolaborasi antardaerah yang dibuktikan dengan kerja sama. Salah satunya misi dagang antara Jatim dan Malut.  Nantinya, setelah misi dagang dan investasi, Sherly berencana membawa beberapa OPD atau lembaga di Malut agar belajar ke Jawa Timur. "Ini dampak nyata kerja sama dan sinergi ekonomi yang menguntungkan rakyat," tuturnya.

Turut dilaksanakan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) masing-masing 1 OPD, 1 BUMD dan 3 asosiasi dari kedua provinsi.(dev/rd)