Wali Kota Risma Pantau Pengerukan Sungai Kedung Baruk
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Surabaya, Erna Purnawati mengatakan, menjelang musim hujan, Risma menginstruksikan agar sungai atau saluran air dilakukan pengerukan. Salah satunya di aliran Sungai Wonorejo
SURABAYA, HARIANBANGSA.net - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini blusukan memantau aktivitas pengerukan lumpur di sungai Jalan Baruk Utara I, Kedung Baruk, Rungkut Surabaya, Selasa (11/8). Pengerukan di sungai yang membentang dari Wonorejo Timur hingga Ketintang Baru, dilakukan untuk mengantisipasi meluapnya aliran air ketika curah hujan tinggi.
Untuk mempercepat proses pengerukan, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya mengerahkan dua unit alat berat berupa ekskavator beserta beberapa mobil dump truck. "Terus keruk ke bawah, ke bawah lagi. Oke tarik lumpurnya," kata dia saat memberi aba-aba kepada operator ekskavator.
Dengan sepatu boot pink dan kemeja hitam motif batik, Risma nampak tak canggung berada di bantaran sungai untuk melihat langsung alat berat bekerja melakukan pengerukan. Bahkan, ia juga sempat blusukan di bantaran sungai belakang Universitas Dinamika untuk memantau aliran air.
Puluhan Satgas PU beserta jajaran Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) juga nampak berada di lokasi. Mereka pun bersiap membersihkan sisa-sisa pengerukan lumpur itu. Tak lupa, sampah atau kotoran yang berada di bantaran tepi sungai juga turut dibersihkan. "Itu tolong juga dibersihkan sampah-sampahnya," kata Risma saat memberikan instruksi.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Surabaya, Erna Purnawati mengatakan, menjelang musim hujan, Risma menginstruksikan agar sungai atau saluran air dilakukan pengerukan. Salah satunya di aliran Sungai Wonorejo. "Jadi, pengerukan mulai pompa Wonorejo I (Rungkut Megah Raya) sampai hilir (Pompa Wonorejo II). Nah, yang di hilir itu sudah kita keruk. Jadi yang kita keruk sekarang dari pompa Wonorejo I menuju pompa Wonorejo II," kata Erna.
Ia menjelaskan, case aliran sungai ini membentang panjang melintasi beberapa kawasan. Mulai Wonorejo Timur, Rungkut, Tenggilis Mejoyo, Wonocolo, hingga Ketintang Baru. “Kalau dilihat case-nya itu panjang. Jadi ketemu sampai Ketintang Baru masuknya ke sini (Kedung Baruk),” jelasnya.
Menurutnya, sebagian aliran air itu langsung dibuang menuju Sungai Jagir menggunakan pompa Wonorejo I. Sedangkan sebagian lain dialirkan menuju pompa di Wonorejo II. “Nanti di sana di hilirnya ada dua pompa, (dialirkan) masuk ke bozem sama ke Medokan Ayu hilir,” urainya. (ian/ns)