XL Axiata Raih Laba Bersih Rp 1,3 Triliun di 2021

XL Axiata mencatatkan pendapatan sebesar Rp 26,8 triliun, meningkat 3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY) dan laba bersih sebesar Rp 1,3 triliun.

XL Axiata Raih Laba Bersih Rp 1,3 Triliun di 2021
Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini.

Jakarta, HARIANBANGSA.net - XL Axiata mencatatkan pendapatan sebesar Rp 26,8 triliun, meningkat 3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY) dan laba bersih sebesar Rp 1,3 triliun.

Selain itu, perseroan juga berhasil meningkatkan kekuatan jaringan untuk meningkatkan customer experience dan digitalisasi. Pada akhirnya ikut mendukung efisiensi bisnis serta peningkatan penjualan.

XL Axiata telah membelanjakan capex yang lebih besar pada tahun 2021 ini untuk meningkatkan kualitas jaringan serta meningkatkan digitalisasi guna menghadirkan customer experience yang terbaik.

“Fokus kami bukan untuk merespon persaingan tarif layanan, tetapi lebih pada memberikan customer experience terbaik dan menciptakan nilai bagi pelanggan kami," kata Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini.

Hingga akhir 2021, total jumlah BTS XL Axiata mencapai lebih dari 162.282 unit, dengan BTS 4G meningkat menjadi 77.204. Sementara itu, fiberisasi telah mencakup lebih dari 50 persen site. Area yang terlayani jaringan 4G juga bertambah menjadi sebanyak 458 kota/kabupaten.

Selama periode 12 bulan di 2021, trafik data XL Axiata meningkat pesat hingga naik 34 persen YoY ke 6.549 Petabyte. Hal ini juga selaras dengan kecepatan akses internet yang meningkat sebesar 20 persen sejak awal tahun.

Untuk periode kuartal keempat 2021, pendapatan perseroan meningkat 2 persen dibandingkan kuartal ke-3 2021 (QoQ) menjadi Rp 6,96 triliun, dengan Rp 6,5 triliun di antaranya merupakan pendapatan layanan. EBITDA sepanjang 2021 tercatat meningkat sebesar 2 persen (YoY) menjadi Rp 13,28 triliun, dengan margin 50 persen.

Di sepanjang tahun 2021, beban biaya operasional meningkat 4 persen (YoY) menjadi Rp 13,47 triliun dari Rp 12,95 triliun di tahun sebelumnya. Meningkatnya biaya operasional ini dipengaruhi dari meningkatnya beban biaya regulasi serta biaya penjualan dan pemasaran.

Selain berhasil mencatatkan laba bersih yang tertinggi sejak 2013, perseroan juga mampu meningkatkan kontribusi pendapatan data menjadi 94 persen, yang tertinggi di industri. Pendapatan data per akhir 2021 tercatat sebesar Rp 23,42 triliun, naik 5,4 persen YoY.(mid/rd)