Ekskavasi Sumberbeji, Temukan Pangkal Saluran Air

Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur kembali melakukan ekskavasi di situs petirtaan Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang.

Ekskavasi Sumberbeji, Temukan Pangkal Saluran Air
Saluran air Situs Sumberbeji. Aan Amrulloh/ HARIAN BANGSA

Jombang, HARIAN BANGSA.net - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur kembali melakukan ekskavasi di situs petirtaan Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang.

Ekskavasi tahap empat ini sudah dilakukan selama sembilan hari. Terdapat sejumlah temuan struktur baru hingga pengungkapan saluran masuk untuk air pada petirtaan kuno tersebut.

"Di ekskavasi ke empat ini target kita kan mencari saluran air masuk, kemudian mencari saluran keluar, terus kita membuka potensi kepurbakalaan lain di sini, pada radius lima meter keliling, sambil merapikan tanah supaya tidak longsor," ujar Arkeolog BPCB Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho, Sabtu (28/8) kemarin.

Disebutkan, selama sembilan hari pihaknya telah menemukan pangkal dari saluran masuk air petirtaan ini. Meski sempat diduga memanjang hingga puluhan meter, dari penggalian justru ditemukan fakta jika saluran air masuk yang berbahan struktur bata hanya sepanjang 14 meter. Atau hanya beberapa meter dari pangkal saluran yang sudah terbuka.

"Kita menemukan saluran air masuk, itu terputus di sepanjang 14 meter. Berlanjut dengan lubang dari tanah yang terhubung ke saluran bata itu," jelas Wicak.

Dari temuan tersebut, Wicak menduga sumber ini mengalir berasal dari mata air artesis atau bisa juga sungai bawah tanah. Lokasinya, berada tak sampai 10 meter di barat pangkal saluran masuk petirtaan.

"Dugaan kami ini dikuatkan dengan hasil geolistrik dan georadar juga geomagnet tahun 2019. Terdeteksi ada dua kantong air besar di sebelah barat Sumberbeji. Cuma dia memang tidak terkonek dengan saluran batanya," bebernya.

Meski begitu, Wicak juga belum bisa menjelaskan detil perihal teknologi saluran dari tanah yang jadi pintu masuknya air menuju saluran batu bata. Lantaran penggalian kepada saluran tanah itu belum bisa dilakukan hingga kemarin atas pertimbangan keamanan.

"Kita sebenarnya juga penasaran bagaimana air ini dialirkan sampai ke saluran bata dari sumber tanah itu, namun karena dia lubang dari tanah, kita hentikan penggaliannya. Kita khawatir runtuh dan malah tidak berfungsi nantinya," terangnya.

Wicak menyebut hingga kemarin yang sudah terbuka juga sepanjang 14 meter dengan orientasi utara membelok ke timur. Namun, untuk saluran buang ini belum terbuka seluruhnya karena keterbatasan wilayah.

"Saluran ini masih berlanjut ke timur, tapi karena sudah masuk tanah warga, kita tidak bisa melanjutkan," pungkasnya.(aan/rd)