Gubernur Khofifah Maknai Peringatan Hardiknas 2022 Sebagai Momentum Pemulihan Pendidikan Pasca Pandemi
Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada 2 Mei Tahun 2022 di Gedung Negara Grahadi, Jumat (13/05). Upacara ini baru dilakukan hari ini karena tanggal 2 Mei bertepatan dengan 1 Syawal 1443 Hijriah
SURABAYA, HB.net - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada 2 Mei Tahun 2022 di Gedung Negara Grahadi, Jumat (13/05). Upacara ini baru dilakukan hari ini karena tanggal 2 Mei bertepatan dengan 1 Syawal 1443 Hijriah.
Bertindak sebagai inspektur upacara, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut Hari Pendidikan Nasional ini adalah momentum bersama untuk bergerak bersinergi menjadi pemimpin di sektor masing-masing. Dengan semboyan _Ing Ngarsa Sung Tuladha Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani_ , ia menekankan pentingnya untuk bersama-sama memulihkan pendidikan Indonesia, khususnya Jawa Timur.
"Kita harus tetap bergerak untuk menjaga komitmen bersama demi memajukan pendidikan dengan tujuan mencetak SDM (Sumber Daya Manusia) Unggul," ungkap Gubernur Khofifah dalam paparannya.
Menurut Khofifah, di era digital saat ini, masyarakat dituntut untuk mampu berpikir dan bergerak _out of the box_ sebagai upaya membawa pendidikan lebih baik melalui kemerdekaan dalam belajar. Muaranya tentu sejalan dengan arah pembangunan manusia yaitu SDM unggul yang akan mengantarkan kepada kemajuan Indonesia.
Khofifah menambahkan, pendidikan bukan hanya sebagai wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. "Namun pendidikan adalah sarana untuk mengembangkan kreativitas menuju bangsa yang beradab, berkarakter dan berbudi luhur" ujarnya.
Sementara itu bagi penyelenggara sekolah luar biasa dan bagi anak berkebutuhan khusus, Khofifah mengatakan bahwa pendidikan amat diperlukan untuk mengakomodir keragaman, kemampuan, dan karakteristik siswa.
"Saya ingin mengingatkan kembali adanya keberagaman siswa dan bagaimana seharusnya _assessment_ dikembangkan. Semoga kemerdekaan dalam belajar menjadi suatu yang nyata dan teraplikasi dengan baik," harapnya.
Hingga saat ini, kata Gubernur Khofifah, seluruh sekolah dan guru penggerak di Jawa Timur ini terus bergerak guna mewujudkan visi Pendidikan Indonesia, yakni Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila.
"Marilah kita menjadi agen-agen penggerak bagi kemajuan pendidikan karena pendidikan merupakan pembangunan peradaban satu negara," cetusnya.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Prov Jatim total sekolah penggerak di Jatim sebanyak 200 sekolah. Lalu dirinya pun berharap bahwa kurikulum merdeka kelak juga dapat dilaksanakan dengan baik.
Khofifah menyebut fleksibilitas dari siswa untuk bisa mengambil mata pelajaran tertentu sebagai penguat jurusan utama merupakan wujud implementasi kurikulum merdeka di sekolah-sekolah penggerak. Bersama guru yang juga sebagai nafas penggerak, langkah itu mendukung Prodi Utama yang siswa ambil serta memungkinkan mereka mendapatkan banyak ilmu. Artinya, para siswa bisa terdorong melakukan kemandirian dalam berkreatif dengan bekal yang relatif komprehensif.
"Misalnya siswa ada di jurusan Tata Boga. Di ilmu Tata Boga ini memungkinkan perlu ilmu Akuntansi dan Pemasaran. Maka dengan hadirnya kurikulum merdeka, ini menjadi sebuah peluang untuk siswa memaksimalkan potensinya dengan mengikuti mata pelajaran terkait yang mendukung jurusan utama," jelasnya
"Nah ini menurut saya menjadi bagian yang sangat penting karena banyak yang bisa memproduksi tapi kemudian mengakses pasarnya kesulitan," imbuhnya.
Semangat Hardiknas tahun ini adalah agar Presidensi G20 di Indonesia mampu menjadi komandan pemulihan, kebangkitan ekonomi dan kebangkitan semangat. "Itu terkait bagaimana kita bergerak bisa membangun merdeka belajar. Semangat pemulihan dari perspektif Presidensi G20 menjadi bagian yang sangat penting di Hardiknas 2022 ini," tuturnya.
"Kita ingin memastikan bahwa kita punya semangat untuk bangkit dan Indonesia siap untuk memimpin pemulihan melalui presidensi G20. Semangat itulah yang harus terus digerakkan," tambah Khofifah.
Dalam amanatnya, dirinya yang juga menyampaikan pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) RI Nadiem Makarim menyebut bahwa kurikulum Merdeka Belajar adalah jawaban dari tantangan dunia pendidikan selama masa pandemi Covid-19 berlangsung. Bahkan, lebih dari 140.000 satuan pendidikan telah menerapkan kurikulum merdeka.
“Kurikulum Merdeka Belajar terbukti mampu mengurangi dampak hilangnya pembelajaran. Kurikulum ini justru menghadirkan suasana belajar yang lebih merdeka dan menyenangkan,” ungkap Gubernur Khofifah dalam amanatnya.
Kurikulum ini juga, lanjutnya, dirasa tidak membebani mental pelajar dalam menghadapi asesmen tes kelulusan nasional. “Justru ini yang menjadi bahan refleksi bagi guru agar terus belajar. Bukan bermaksud untuk ‘menghukum’ guru dan murid,” jelasnya
“Bahkan, kurikulum ini bisa memotivasi kepala sekolah untuk mengingkatkan kualitas sekolah menjadi inklusif dan bebas dari ancaman tiga dosa besar dunia pendidikan,” imbuhnya
Dengan semangat kebangkitan pendidikan dan diiringi kebudayaan yang lebih aktif serta merdeka, kegigihan untuk melahirkan terobosan pun muncul bersautan. “Tak lagi ada batasan ruang dan dukungan untuk berekspresi. Semangat untuk terus menggerakan kemajuan kebudayaan pun masif digaungkan,” katanya.
Mantan Menteri Sosial RI ini menegaskan bahwa usaha positif memajukan dunia pendidikan dan sektor kebudayaan ini bukan hanya dirasakan oleh warga Indonesia saja. Melainkan, telah digaungkan hingga presidensi Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. “Ini bukti bahwa kita bukan lagi sebagai pengikut, tapi kini kita menjadi pemimpin dari gerakan pemulihan dunia,” ujar Khofifah.
Masih dalam pidato yang sama, Khofifah menjelaskan beragam capaian positif yang telah diperoleh dan dirasakan manfaatnya oleh banyak pihak bukanlah standar untuk dijadikan rasa puas. Melainkan dengan gerakan yang semakin serentak dan cepat akan menjadi suntikan semangat untuk menembus rintangan.
“Karena kita belum sampai di garis finish. Masih ada halang rintang yang jauh lebih besar dan tinggi. Maka bersama-sama, kita akan terus memimpin pemulihan dan bergerak untuk merdeka belajar,” ajaknya.
Di akhir penyampaian amanat, Khofifah mengucapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh para guru, para tenaga pendidik dan kependidikan, dan seluruh penyelenggara lembaga pendidikan. Sebab, jasanya dalam memajukan taraf pendidikan sangat nyata.
"Akhir kata, saya mengucapkan Selamat Hari Pendidikan Nasional. Bangkitkan semangat untuk pimpin pemulihan, bergerak untuk merdeka belajar. Terima kasih dan selamat dan untuk semuanya," pungkasnya
Dalam gelaran Upacara Hardiknas Tahun 2022 tersebut, juga turut dilakukan penyematan Tanda Kehormatan Satya Lancana Karya Satya kepada tiga orang penerima. Ketiganya adalah Dra. Tri Nastiti, S.Pd, M.Pd, dari SMAN XI Surabaya atas Pengabdian 30 Tahun, Asyharuddin, S.Pd, S.ST, M.Pd, dari SMKN 12 Surabaya atas Pengabdian 20 Tahun dan Imam Mahfud dari SMKN 1 Buduran Sidoarjo atas Pengabdian 10 Tahun.
Tidak hanya penyematan Satya Lancana, Gubernur Khofifah juga berkesempatan untuk menyerahkan berbagai penghargaan bagi SMA/SMK di Jawa Timur, atas prestasi di tingkat nasional, regional maupun internasional.
Untuk kategori SMA, penghargaan yang diberikan antara lain Juara I Kompetisi 12rd Regional Congress Search for SEAMEO Young Scientists, Juara I Asian Innovative Science Environmental and Entrepreneur Fair, Juara I Kompetisi Search for SEAMEO Young Scientists 2022 tingkat Asia Tenggara hingga Juara I The International Criminal Police Organization "Pursuing Global Peace and Prosperity".
Sementara di kategori SMK, turut diserahkan pula penghargaan atas Juara I Kompetisi Search for SEAMEO Young Scientists 2022 tingkat Asia Tenggara, Juara I Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK Tahun 2021, hingga Juara I Festival dan Lomba Seni Siswa (FLS2N) STahun 2021. Penghargaan tersebut diberikan kepada sebanyak 39 siswa sesuai dengan capaian prestasi pada bidang yang dilombakan.
Usai upacara peserta yang hadir dapat menyaksikan atraksi menarik gelar _ _Marching Band__ Taruna Nala dari Malang. Khofifah juga meninjau stan pameran yang dihadirkan. Adapun stan yang hadir yakni stan milik PGRI yang memerkan hasil karya batik pemenang lomba dan stan SMA/SMK/PK-PLK. (dev)