Tiga Tahun Pimpin Banyuwangi, Bupati Ipuk Raih 105 Penghargaan
Salah satu capaian tersebut adalah penurunan terus-menerus tingkat kemiskinan di Banyuwangi. Dari 8,07 pada 2021 menjadi 7,5 pada 2022, tingkat kemiskinan kembali turun menjadi 7,34 persen pada 2023.
Banyuwangi, HB.net - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memaparkan sejumlah capaian kinerja dalam malam puncak perayaan Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba) ke-252.
"Alhamdulillah tahun ini, Banyuwangi telah mencapai pencapaian yang signifikan. Semua ini berkat kerja sama dan gotong royong seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat Banyuwangi, serta doa dari ulama, kiai, habaib, ibu nyai, dan tokoh agama lainnya," ujar Ipuk.
Salah satu capaian tersebut adalah penurunan terus-menerus tingkat kemiskinan di Banyuwangi. Dari 8,07 pada 2021 menjadi 7,5 pada 2022, tingkat kemiskinan kembali turun menjadi 7,34 persen pada 2023.
"Angka kemiskinan tahun ini tercatat sebagai yang terendah dalam sejarah Banyuwangi," ungkap Ipuk dengan bangga. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Banyuwangi terus pulih dan meningkat, mencapai 4,43 persen. Pertumbuhan ekonomi Banyuwangi secara konsisten melampaui rata-rata Jawa Timur dan nasional.
Ipuk juga menyampaikan peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk 2022, mencapai Rp 93,29 triliun, naik 8,6 persen dari tahun sebelumnya Rp 85,92 triliun.
Pada 2023, Banyuwangi meraih berbagai prestasi, termasuk penghargaan Pengendalian Inflasi Terbaik yang diberikan Presiden Joko Widodo. Banyuwangi juga dinobatkan sebagai kabupaten sangat inovatif dalam kompetisi Innovative Goverment Award yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri.
Kabupaten paling ujung timur Pulau Jawa ini juga mendapatkan predikat daerah dengan nilai tertinggi dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP) dengan predikat A, bersama dengan sejumlah penghargaan lainnya.
"Tak kurang dari 105 penghargaan diterima Banyuwangi dari 2021 hingga 2023," ungkap Ipuk.
Lebih lanjut, tren positif kunjungan wisatawan mencerminkan pemulihan sektor pariwisata pasca-pandemi. Jumlah kunjungan wisatawan domestik meningkat dari 1.865.553 pada tahun 2021 menjadi 2.948.543 pada tahun 2022. Sementara itu, wisatawan asing yang datang ke Banyuwangi mencapai 3.854 orang (2021), 29.020 orang (2022), dan 36.829 orang (2023).
Berkat inovasi dan prestasi ini, Banyuwangi dijanjikan alokasi insentif fiskal sebesar Rp 32,61 miliar untuk tahun 2024, menjadikannya daerah dengan alokasi insentif fiskal terbesar di Indonesia.
"Insentif ini akan kami manfaatkan secara optimal untuk kegiatan yang memiliki dampak langsung bagi masyarakat," jelas Ipuk.
Ipuk mengakhiri dengan menyatakan rasa syukur atas pencapaian ini, yang menurutnya merupakan berkat doa dari ulama dan anak yatim yang selalu hadir dalam setiap acara di Banyuwangi. Meski telah mencapai kemajuan signifikan, Ipuk mengakui masih terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki.
"Kami mohon maaf atas segala kekurangan dalam pelayanan. Kami meminta bimbingan dan arahan dari para ulama agar bisa terus memperbaiki ke depannya," pungkasnya. (guh/diy)