Alhamdulillah, Pemprov Jatim Bebaskan Premi AUTP 3 Bulan
Dari total premi Rp 180.000 per hektare per musim tanam, petani hanya membayar Rp 36.000 per hektare per musim tanam dan sisanya sebesar Rp 144.000 dibayar oleh pemerintah pusat.
SURABAYA, HARIANBANGSA.net - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberi kemudahan bagi petani yang mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Petani akan dibebaskan pembayaran premi asuransi selama tiga bulan, mulai bulan Oktober hingga Desember 2020. Kepala Dinas Pertanian dan KP Jatim, Hadi Sulistyo menegakan, permi AUTP petani akan ditutup oleh PAPBD Jatim.
"Ibu Gubernur Khofifah menyiapkan anggaran kurang lebih Rp 5 miliar untuk menutup beban petani yang tersisa Rp 36.000 tersebut selama tiga bulan berturut-turut," kata Hadi, Sabtu (25/07).
Dari total premi Rp 180.000 per hektare per musim tanam, petani hanya membayar Rp 36.000 per hektare per musim tanam dan sisanya sebesar Rp 144.000 dibayar oleh pemerintah pusat.
"Itu program pusat. Tetapi petani hanya membayar Rp 36.000 per hektare musim dari total Rp 180.000. Sisanya Rp 144.000 disubsidi oleh pemerintah pusat," terang dia.
"Bagi seluruh petani di Jatim yang ikut AUTP sama sekali tidak bayar untuk antisipasi pandemi ini," imbuhnya.
Sebagai informasi, asuransi pertanian merupakan bentuk upaya pemerintah melindungi petani dari kerugian gagal panen akibat bencana alam, wabah penyakit hewan menular, perubahan iklim, dan jenis risiko lain yang telah ditetapakan. Dengan mengikuti AUTP, jika terjadi bencana seperti banjir, kemarau dan serangan hama, maka petani akan mendapatkan ganti rugi.
Adapun daerah yang paling banyak menggunakan AUTP yakni Kabupaten Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Nganjuk, Ngawi, Jombang, Mojokerto, Kediri, Banyuwangi, Blitar dan Tulungagung.
"Yang paling besar menggunakan AUTP di Kabupaten Lamongan dengan luasan kurang lebih 82.000 hektare,"jelas Hadi.
Target AUTP tahun 2020 sendiri sebesar 280.000 hektar dan sampai dengan saat ini telah terealisasi 304.209 hektar dengan jumlah peserta 549.836 orang petani.
"Saat ini kami sudah melampaui target yang ditetapkan dan kami sedang mengajukan tambahan alokasi sebesar 400.000 hektar," pungkas dia. (mid/ns)