Antisiapasi Banjir, Seluruh Sampah Mulai Dibersihkan Pemkot Probolinggo
Kabid Sumber Daya Air, Asep Suprapto Lelono, dikarenakan banyak sekali bantaran sungai yang ditanami pohon bambu dan sengon. Sehingga saat banjir tergerus air, roboh dan ikut aliran air. Asep juga memastikan jika material sampah itu terbawa arus banjir yang terjadi Jumat (26/2) malam lalu, dam menutup aliran sungai hingga meluap kerumah warga.
PROBOLINGGO, HB.net - Banjir yang menenggelamkan dua kelurahan di Kota Probolinggo ternyata disebabkan aliran sungai di Sumber Kareng, Kelurahan Pohsangit Kidul, Kademangan, Kota Probolinggo yang tersumbat sampah. Untuk mengantisipasi banjir susulan, Pemkot melalui Dinas PUPR dan Perkim melakukan pembersihan sungai.
Terlihat, tumpukan sampah yang memenuhi dan ada barongan (bambu), pohon pisang hingga pohon sengon. Sampah yang tersangkut.
Menurut, Kabid Sumber Daya Air, Asep Suprapto Lelono, dikarenakan banyak sekali bantaran sungai yang ditanami pohon bambu dan sengon. Sehingga saat banjir tergerus air, roboh dan ikut aliran air. Asep juga memastikan jika material sampah itu terbawa arus banjir yang terjadi Jumat (26/2) malam lalu, dam menutup aliran sungai hingga meluap kerumah warga.
“Saat besar-besarnya banjir, ada sebagian (sampah pepohonan) yang tersangkut di Dam Sumber Kareng. Dari tadi kami bersihkan manual karena pakai eksavator tidak mampu, belum bisa. Ada pohon sengon besar yang tersangkut di dam. Kami upayakan memotong pohon pakai gergaji,” tutur Asep.
Ia menceritakan, sampah yang tersangkut menjadi salah satu penyebab kenapa dam tidak bisa terangkat. “Sistem dam kelep ini kalau ada tekanan tinggi, dia akan ngangkat sendiri. Karena terhalang sampah jadi tidak bisa naik. Otomatis sebenarnya dam ini. Bila semua sampah sudah terangkat dan dam tidak berfungsi, PSDA WS Welang Pekalen menyanggupi perbaikan untuk antisipasi ke depannya,” sambung Asep.
Sebelumnya dam ini berfungsi, namun saat banjir tiba-tiba tidak berfungsi. Jika dam ini terbuka dipastikan tidak ada kenaikan debit air di beberapa tempat seperti pekan lalu. Aliran dari dam Sumber Kareng tembus ke sungai di Jalan Brantas hingga Pantai Permata Pilang. “Hari ini, secepatnya harus selesai karena kami tidak ingin ada banjir,” imbuhnya.
Asep berharap, masyarakat punya kesadaran supaya tidak menanam pohon yang berpotensi mengotori sungai. Banyak masyarakat yang menanam pepohonan di sedimen sungai, kalau ada aliran air besar akan ikut arus dan tersangkut di pintu air. “Mohon juga masyarakat tidak lagi membuang sampah di sungai. Mari menjaga kebersihan sungai untuk kepentingan kita bersama, supaya sungai tidak meluap dan merugikan,” harap ASN yang punya kepedulian terhadap lingkungan ini.
Usai pembersihan, Dinas PUPR Perkim bersama Perangkat Daerah terkait dan UPT Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Timur Wilayah Sungai (WS) Welang-Pekalen akan duduk bareng untuk membuat KSO (Kerja Sama Operasional) dan PKS (Perjanjian Kerja Sama) terkait pemeliharaan Sungai Legundi.
“Dengan kerjasama ini, penganggarannya bisa sharing antara provinsi dan kota. Tahun ini kami (Dinas PUPR Perkim) melakukan pengerukan sedimen di beberapa tempat untuk antisipasi, mulai dari Sungai Legundi yang melintas di Kota Probolinggo,” tutur Asep lagi. (ndi/diy)