Birokrat Lebih CETTAR, Bangun SDM Berdaya Saing, Tak Tinggalkan Budaya dan Agama
SURABAYA, HARIAN BANGSA - Setahun di bawah kepemimpinan Khofifah – Emil, Jawa Timur bertransformasi baik dalam kultur birokrasi yang CETTAR (cepat,efektif, tanggap, transparan, responsif), lebih fokus kepada pembangunan sumber daya manusia maupun kebangkitan berbagai wilayah. Melalui usulan program strategisnya yang digodok matang, Pemerintah Pusat menerbitkan blueprint percepatan pembangunan ekonomi dan infrastruktur di Jawa Timur melalui Keputusan Presiden (Perpres) No. 80/2019 yang berisi tak kurang dari rencana 218 proyek di kawasan Gerbangkertasusila, pengembangan ekonomi kawasan Selingkar Wilis, Kawasan Bromo Tengger Semeru dan Jalur Lingkar Selatan.
Walau sumber pembiayaan proyek proyek yang membutuhkan 292,4 triliun tersebut bersumber dari gabungan empat pilar; APBN, APBD Propinsi, APBD Kabupaten Kota dan biaya dari sektor swasta, tentu pemilihan national major project tersebut tak lepas dari pentingnya posisi Jawa Timur dalam konteks percepatan pembangunan nasional dan kepercayaan pemerintah pusat kepada kepemimpinan Khofifah yang dikenal trengginas dan bekerja cepat.
Kalau angka 29,2 triliun itu dibagi dalam 5 tahun anggaran, maka rata rata setahun ada tambahan sekitar 58 triliun rupiah lebih dalam setiap tahunnya. Dalam setahun pemerintahan propinsi rata rata menganggarkan keperluan infrastruktur dan pengembangan ekonomi tak lebih dari 5 persen total APBD propinsi.
Sebagaimana diketahui APBD Propinsi Jawa Timur pada 3 tahun belakangan ini yaitu tahun 2018 sampai tahun 2020 berkisar antara angka 29,4 sampai 34,5 triliun rupiah. Itupun dibagi berbagai pembiayaan untuk gaji pegawai, untuk sektor pendidikan, sektor kesehatan dan kebutuhan lainnya sehingga pembiayaan ekonomi dan infrastruktur di Jatim tak lebih dari 5 triliun per tahun. Dengan demikian dalam hitungan kasar angka 56 triliun ini 11 kali lipat anggaran tahun tahun sebelumnya.
Sebagai perbandingan, APBD Propinsi Jawa Tengah tahun 2020 ini sebesar 28, 77 trilun rupiah. Propinsi Jawa Barat yang memiliki penduduk terbesar di pulau Jawa pada tahun 2020 ini pada kisaran angka 46 triliun rupiah. Postur pembiayaan infrastruktur dan pembangunan ekonomi di semua propinsi proporsinya kurang lebih sama sehingga Jatim akan mendapatkan advantage percepatan pembangunan selama dipimpin Khofifah - Emil.
Jabatan Gubernur bukanlah amanah pemerintahan tinggi pertama yang pernah diemban oleh KIP- Emil. Khofifah pernah menjabat sebagai pimpinan di DPR RI, sebagai Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (1999-2001), Sebagai Kepala BKKBN dan Menteri Sosial RI (2014-2017). Sedangkan Wagub Emil Dardak adalah sosok gererasi milenial yang sempat menjadi Bupati Trenggalek. Khofifah Indar Parawansa belakangan dianugerahi Pemimpin Perubahan oleh MenPAN-RB khususnya dalam penciptaan zona integritas pada beberapa unit Satuan Kerja perangkat daerah (SKPD) di Jatim dan Long Life Achievement Award dari
Mendagri Tito Karnavian karena perstasinya memimpin PP Muslimat Nahdlatul Ulama. Khofiah Indar Parawansa, adalah sosok tokoh nasional yang sangat penting untuk dicatat langkah dan kiprahnya. Bukan saja terkenal sehingga bisa memperoleh suara terbanyak pada Pilkada Jatim. Total suara Khofifah - Emil dalam Pilkada 2018 melebihi suara gubernur terpilih manapun di Jawa Barat, Jawa Tengah dan DKI Jakarta dan bahkan di Indonesia. Khofifah adalah muslimah tangguh abad ini, pribadi yang sangat energetik yang wawasan keagamaannya sangat mendalam.
Dalam sebuah diskusi Setahun Kepemimpinan Khofifah yang dilaksanakan di kawasan Masjid Al Akbar Surabaya yang dihadiri Prof KH A Halim Soebahar, MUI Jatim dan cendikiawan dari IAIN Jember, Prof Dr. Patoni, cendikiawan asal IAIN Tulungangung, KH Mutham Muchtar ulama asal Sumenep Madura, KH Romadhon Sukardi pimpinan Ponpes di Kediri dan KH Husnul Khuluq, mantan Ketua PCNU Kabuaten Gresik mencatat, Khofiah Indar Parawansa, adalah sosok tokoh nasional yang sangat penting untuk dicatat langkah dan kiprahnya. Khofifah adalah muslimah tangguh abad ini, pribadi yang sangat energetik yang wawasan keagamaannya sangat mendalam.
Mereka mengatakan, setahun di bawah kepemimpinan Khofifah – Emil, Jawa Timur bertransformasi baik dalam penguatan spirit kemajuan SDM, penguatan pondok pesantren melaui OPOP, penguatan pendidikan diniyah dengan tak melupakan penguatan sektor pendidikan umum khusunya SMA dan SMK, sektor kesehatan dan kebutuhan lainnya. Masjid masjid terutama masjid Nasional Al Akbar menjadi lebih semarak, guru guru mengaji mendapat perhatian dari Gubernur jatim asal Surabaya ini. Dalam Program Nawa Bhakti Satya, Gubenur Khofifah juga memberi perhatian kepada para Hafidh hafidhoh yang menjaga Al Qur’an lewat hafalan dan kajiannya.
Selama setahun belakangan Khofifah juga lebih banyak menyapa pimpinan berbagai agama di berbagai forum dan mendorong penguatan lembaga keagamaan termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) di berbagai tingkatan, mengunjungi kampus, berdiskusi dengan lembaga kepemudaan kamahasiswaan dan FKUB. Kehidupan kerukunan antar ummat beragama dan sesama ummat Islam menjadi semakin kondusif. Khofifah disebut juga sering berkordinasi dengan Pangdam Jatim, Kapolda dan Kepala Kejasaan tinggi jatim dan pimpinan instansi vertikal yang di Jawa Timur dengan lebih intensif. Itu semua dimaksudkan agara Jawa Timur menjadi model kerukunan antar ummat beragama dan menjaga Jawa Timur dari kasus kasus radikalisme.
Dalam konteks meningkatkan kepedulian sosial dan gotong royong, kelompok cendidikaean tersebut menyebut Khofifah sering terlihat diskusi tentang kebijakan bantuan sosial dan sering mengunjungi kelompok kelompok masyarakat miskin dan kelompok rentan ekonomi di sela sela kunjungan kerjanya ke daerah. Itu semua sedikit berbeda dari kepemimpinan sebelumnya.
Saat ada berita musibah bencana serta sering berada di front terdepan saat ada warga dilanda bencana. Saat ada bencana banjir di Madiun dan Kabupaten Ponorogo, banjir lonsong di kabupaten Jember dan kabupaten Bondowoso beru baru ini Khofifah tampil di depan menjadi komandan lapangan mengkoordinir bantuan tahap pertama dan memastikan bantuan dari berbagai pihak sampai di tangan penerima. (hms/rif)