Biro Perekonomian Setdaprov Jatim , Gelar Rapat Sinergitas Perekonomian dan Analisis Isu Strategis
Surabaya, HB.net – Biro Perekonomian Setdaprov Jawa Timur menggelar rapat dengan tema "Sinergitas Program dan Kegiatan Provinsi dengan Kabupaten/Kota serta Analisis Terhadap Isu Strategis Lingkup Bidang Perekonomian". Kegiatan tersebut berlangsung di Hotel Mercure Grand Mirama, Surabaya Selasa (3/12/2024).
Kepala Biro (Kabiro) Perekonomian Setdaprov Jatim Dr. MHD. Aftabuddin Rijaluzzaman, S.Pt, M.Si menyampaikan, sinergitas dan kolaborasi di era otonomi daerah merupakan kunci utama dalam mendukung transformasi untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan integritas dalam bidang perekonomian antara pemerintah provinsi dengan kabupaten/kota, meningkatkan kualitas dan kapasitas ASN sebagai pelayanan publik, serta meningkatkan kolaborasi dan koordinasi dalam mengatasi isu-isu strategis bidang perekonomian.
Sedangkan Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Joko Irianto menyampaikan, capaian impresif PDRB Jawa Timur pada Triwulan III tahun 2024 yang menjadi salah satu penyumbang perekonomian terbesar kedua di Indonesia dengan kontribusi sebesar 14,52% terhadap PDB nasional dan 25,55% terhadap PDRB Pulau Jawa.
"Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada Triwulan III tahun 2024 tumbuh sebesar 1,72% (q to q) dan 4,91% secara tahunan (y on y)," ungkap Joko.
Inflasi Jawa Timur pada bulan November 2024 juga terkendali sesuai sasaran yang ditetapkan, yaitu sebesar 1,41% (y on y). Selain itu, realisasi investasi di Jawa Timur pada Triwulan III tahun 2024 mencapai Rp 39,69 triliun, meningkat 11,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Joko juga menyoroti kinerja fiskal konsolidasi Jawa Timur hingga 31 Oktober 2024 yang mencatatkan realisasi Pendapatan Daerah sebesar Rp 101,47 triliun dan realisasi Belanja Daerah sebesar Rp 93,58 triliun. "Percepatan realisasi belanja fiskal sangat diperlukan sebagai stimulus perekonomian," jelas dia.
Program Prioritas tersebut antara lain Pengentasan kemiskinan menuju keadilan dan kesejahteraan sosial, Perluasan lapangan pekerjaan dan membangun keunggulan ekonomi, Peningkatan pelayanan dasar berkualitas di sektor Pendidikan dan Kesehatan Program Prioritas.
Di tempat yang sama, Kepala BPS Jatim Zulkipli, yang juga sebagai narasumber menyampaikan, analisis kinerja pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan daya beli di Provinsi Jawa Timur, serta beberapa rekomendasi kebijakan yang berdampak dan berkelanjutan.
Zulkipli mengatakan, pertumbuhan ekonomi Jatim saat ini mencapai 4,90%, namun tantangan ke depan adalah menghadapi pemotongan anggaran yang dapat mempengaruhi target pertumbuhan.
Ia menekankan, industri pengolahan memegang peranan penting dalam perekonomian Jawa Timur, menyumbang 33% dari total perekonomian. "Apabila terjadi sesuatu dengan industri pengolahan, kita akan mengalami masalah," tambahnya.
Zulkipli juga menyoroti pentingnya sektor pertanian yang memiliki lahan luas dan ragam pertanian yang luar biasa, namun kontribusinya baru mencapai 12%. "Tantangan kita adalah meningkatkan produktivitas pertanian dengan lahan yang semakin kecil," terang dia.
BPS Jatim telah menghasilkan Sensus Pertanian 2023 yang menunjukkan bahwa 85% petani di Jawa Timur adalah petani kecil dengan lahan yang semakin berkurang. "Kita perlu meningkatkan bibit unggul untuk mendapatkan hasil yang lebih baik," ujar dia.
Zulkipli berharap melalui rapat ini, para pemangku kepentingan dapat melihat lebih dalam tantangan dan peluang yang ada di Jawa Timur untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.
Sebagai informasi, kegaitan tersebut dihadiri oleh 100 peserta yang terdiri dari Asisten Perekonomian dan Pembangunan se-Jawa Timur, Kepala Bagian Perekonomian se-Jawa Timur, serta staf dari Biro Perekonomian. (mid/ns)