Alat Keselamatan Kebakaran di Emperor Spa Diduga Kurang Standar
Ruang sauna Emperor Spa di Jalan Taman AIS Nasution (Bambu Runcing) mengalami kebakaran, Kamis (28/11).
Surabaya, HARIANBANGSA.net - Ruang sauna Emperor Spa di Jalan Taman AIS Nasution (Bambu Runcing) mengalami kebakaran, Kamis (28/11). Api timbul dari ruang sauna diduga karena adanya konsleting listrik.
Kebakaran dipicu dari batu sebagai sumber pemanas di ruang sauna yang berada di lantai II. Api kemudian menyambar dinding sauna yang terbuat dari kayu. Api dengan cepat membesar dan membuat sejumlah karyawati serta pengunjung yang ada saat itu langsung panik.
Dengan adanya kebakaran tersebut Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Surabaya menerjunkan belasan unit Tim Pemadam Kebakaran (Damkar).
Kabid Pemadam DPKP Kota Surabaya Wasis Sutikno memberikan keterangan terkait adanya kebakaran yang terjadi di Emperor Spa. Pihaknya menduga penyebab kebakaran adalah berasal dari ruang sauna (pemanas tubuh) dan sambaran api cepat membesar dikarenakan safety atau pengamanan di ruangan tersebut dipastikan kurang lengkap.
Ruang sauna merupakan ruangan yang identik dengan terciptanya uap panas. Uap panas dari sumber api yang diciptakan oleh pembakaran gas atau pemanasan elemen listrik. Dalam proses cara kerja di ruangan sauna dengan menciptakan uap panas dari pembakaran sehingga bisa memicu kebakaran bila tidak standar pengoperasiannya.
Tidak standarnya instalasi keamanan atau kelengkapan alat proteksi penyemprotan air diutarakan oleh Wasis Sutikno. “Jadi saat kita datang ke lokasi, ternyata tidak menemukan kelengkapan jaringan proteksi. Mulai alat springkel (penyemprot air otomatis) dan smoke detector yang bertugas untuk melacak adanya api.,” ujarnya, Sabtu (30/11).
Dilanjutkan oleh Wasis Sutikno, sebenarnya dari jenis usaha yang berada di Emperor Spa , terutama di sekitaran ruangan sauna, alat keselamatan pemadam harusnya diutamakan.
“Jadi bukan hanya alat pemadam portabel atau alat pemadam api ringan (APAR) yang tersedia. Namun wajib kelengkapan jaringan alat proteksi. Jaringan alat ini akan secara otomatis bekerja bila timbul api dan asap tebal dari sebuah pembakaran. Sehingga respon pemadaman lebih cepat. Bukan harus mengandalkan secara manual,” tambah Wasis Sutikno.
Lebih lanjut saat ditanyakan tentang apakah Emperor Spa tidak mempunyai alat bantu pemadam APAR, Wasis Sutikno menjawab punya. Namun dari fakta di lapangan, meski pihak manajemen telah mempunyai APAR, ternyata saat melakukan tindakan pemadaman belum menguasai.
“Bila dilihat di lokasi memang ada bekas-bekas penyemprotan mengunakan APAR, tapi dalam penyemprotan tidak tepat di titik api. Mereka saat menyemprot dalam keadaan takut dan kurang tangkas, sehingga api tidak padam,” ujarnya.
Wasis Sutikno kembali menjelaskan fungsi vital tentang adanya instalasi kelengkapan alat proteksi pencegahan kebakaran. Sebenarnya pihak DPKP Kota Surabaya telah mewajibkan kepada setiap pelaku usaha agar memilikinya.Apalagi pelaku usaha yang menjalankan usahanya dengan kategori mempunyai dampak risiko menengah hingga tinggi.
Sertifikat Layak Fungsi (SLF) merupakan salah satu perizinan yang wajib dikantongi oleh tiap usaha yang mempunyai risiko menenggah dan tinggi. Selama proses dikeluarkan izin SLF, beberapa instansi dilibatkan guna melakukan penilaian. Salah satunya pihak DPKP.
“Jadi proses dikeluarkan izin itu melibatkan beberapa insgtansi. Dan dalam melakukan survei atau penilaian, apakah usaha itu layak dikeluarkan izin atau masih ada yang harus dibenahi, itu merupakan tujuan kami guna tercipta keselamatan,” tutup Wasis Sutikno.(yan/rd)