Cegah Stunting, Pemkab Berikan Makanan Tambahan
Banyak upaya yang dilakukan diantaranya pemberian pelatihan olahan sayur dan pemberian bahan praktek Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
Probolinggo, HB.net - Stunting menjadi perhatian khusus Pemerintah Kabupaten(Pemkab) Probolinggo. Hal ini karena masih tingginya angka stunting di Kabupaten Probolinggo.
Banyak upaya yang dilakukan diantaranya pemberian pelatihan olahan sayur dan pemberian bahan praktek Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
Hal ini dilakukan Pemkab Probolinggo melalui Dinas Pertanian di Pendopo Kecamatan Maron, Senin (21/10/2024).
Kegiatan yang dibuka oleh Plt Kepala Diperta, Yahyadi didampingi Camat Maron Darsa dan Kepala Bidang Sarana Penyuluhan dan Pengendalian Pertanian Faiq El Himmah ini diikuti oleh 69 keluarga yang memiliki Baduta beresiko stunting.
Kepala Bidang Sarana Penyuluhan dan Pengendalian Pertanian Diperta, Faiq El Himmah mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari program yang akan dilaksanakan di 10 kecamatan lainnya, termasuk Dringu, Bantaran, Kotaanyar, Kraksaan, Besuk, Gading, Gending, Sukapura dan Wonomerto.
“Setiap kecamatan akan melibatkan jumlah peserta yang sama, yakni 69 keluarga yang memiliki Baduta beresiko stunting,” ungkapnya.
Sementara, Plt Kepala Diperta, Yahyadi mengatakan kegiatan ini memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung peningkatan gizi masyarakat, terutama melalui pemanfaatan hasil pertanian lokal.
“Pelatihan ini bukan hanya menambah pengetahuan tentang cara mengolah sayur yang enak dan sehat, tetapi juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya pola makan bergizi,” katanya.
Menurut Yahyadi, sayuran dikenal sebagai sumber gizi yang kaya dan penting bagi kesehatan. “Melalui kreativitas dan inovasi, sayuran dapat diolah menjadi hidangan yang menarik dan lezat, sehingga diharapkan dapat meningkatkan konsumsi sayur di masyarakat,” jelasnya.
Selain itu terang Yahyadi, pemberian bahan praktek PMT juga menjadi fokus dalam kegiatan yang bertujuan untuk mendorong penerapan gizi seimbang di kalangan kelompok rentan, terutama anak-anak dan ibu hamil.
Harapannya peserta dapat memanfaatkan ilmu yang didapat dan menyebarkan manfaatnya kepada masyarakat di sekitarnya.
“Melalui pelatihan ini, kami berharap muncul pelopor di masyarakat yang dapat menggerakkan upaya peningkatan konsumsi sayur dan makanan bergizi. Ini merupakan bagian dari komitmen kita untuk mendukung program ketahanan pangan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” tegasnya. (ndi/diy)