Empat UMKM Kuliner Tetap Bertahan di Tengah Pandemi
Surabaya, HARIAN BANGSA - Pandemi Covid-19 di Indonesia telah menghantam berbagai sektor usaha. Bagi UMKM, terutama sektor kuliner, kebijakan pembatasan sosial yang diterapkan secara masif untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 telah mengubah pola usaha dan perilaku pelanggan.
Manager Pemasaran Wingz O Wingz Muhammad Muhlis, salah satu yang menjual kreasi menu daging ayam di Bandung menceritakan betapa dia dan usaha yang dikelolanya berjuang mempertahankan bisnisnya di tengah pandemik ini.
“Kami juga membatasi kunjungan pelanggan untuk makan di tempat dengan mengutamakan layanan take away atau order memakai aplikasi,” kisah Muhammad.
Meningkatnya transaksi dari pemesanan online didorong oleh terbukanya peluang bagi para mitra merchant GrabFood untuk mendapatkan eksposur di aplikasi Grab dan menjangkau basis konsumen digital yang lebih lua
Lain lagi dengan Surabaya. Salah satu mitra GrabFood di Kota Pahlawan ini adalah Ayam Bakar Primarasa yang legendaris. Restoran ayam bakar yang sudah dirintis sejak 1993 silam. Edwin Sugiarto (29), generasi kedua pengelola Ayam Bakar Primarasa, menceritakan bahwa tantangan terbesar banyak pengusaha kuliner akibat pandemi Covid-19 adalah berhadapan dengan sejumlah keputusan sulit.
“Pilihannya banyak. Misalnya menutup layanan makan di tempat atau tutup total tanpa layanan makan di tempat dan take away atau tetap beroperasi. Kita hanya bisa mengambil satu,” tutur Edwin. Minggu (12/4). Sekarang, sekitar 50 persen total transaksi datang dari pesanan online.
Sementara itu, UMKM kuliner mitra GrabFood di Makassar, MasterCheese, harus mengubah jam operasionalnya menjadi lebih singkat. Untungnya, walau jumlah pengunjung yang makan di tempat semakin sedikit, jumlah pemesanan online terus meningkat. Hal ini juga didorong oleh dukungan GrabFood kepada mitra merchantnya.
Lain lagi dengan Erwin Susanto (38), yang mengelola UMKM kuliner Martabak Mekar di Medan. Dia bercerita bahwa kondisi pandemi Covid-19 memang mulai terasa di Tanah Deli, namun belum sampai di tahap membuat usahanya yang berlokasi di pusat kota menjadi sepi pembeli.
Muhlis, Edwin, Julia dan Erwin adalah empat orang pelaku UMKM yang kini tengah berjuang untuk mempertahankan bisnisnya di tengah pandemi Covid-19 di Indonesia. Tantangan yang dihadapi berbeda-beda tapi sama-sama dihadapkan pada situasi yang mengancam kelangsungan bisnis mereka.
Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menjelaskan, Grab, sebagai perusahaan aplikasi serba bisa terkemuka di Asia Tenggara, juga memiliki berbagai inisiatif guna mendukung upaya mitra merchant melawan pandemi Covid-19.
“Kami menerapkan standar keamanan terpadu untuk layanan pesan-antar makanan. Kami mengembangkan sejumlah pedoman, perangkat, dan materi pelatihan baru yang dapat membantu mitra merchant untuk mengimplementasikannya dengan mudah ke dalam proses kerja harian mereka,” jelasnya.
Standar yang dimaksud antara lain menghadirkan opsi pengantaran tanpa kontak sebagai langkah perlindungan bagi pelanggan sekaligus mitra. Selain itu, menyertakan Kartu Keterangan Pengiriman GrabFood yang berisi catatan tanggal, waktu, nama dan suhu tubuh karyawan yang menyiapkan makanan pada setiap kemasan makanan yang dipesan dan pemeriksaan suhu tubuh pelanggan, karyawan, serta mitra pengantaran secara rutin.(rd)