Gugus Tugas Covid-19 Kaji Pemberlakuan PSBB Tingkat Provinsi
SURABAYA, HARIANBANGSA.net - Eskalasi penyebaran Covid-19 di Jawa Timur semakin masif. Pembatasan sosial berskala besar yang diberlakukan di Surabaya Raya dan akan berlaku di Malang Raya dinilai belum cukup mengendalikan penyebaran Covid-19. Pemprov dan Gugus Tugas Covid-19 pun menelaah kemungkinan pemberlakuan PSBB secara menyeluruh di Provinsi Jawa Timur.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan tim epidemiologi yang melakukan telaah kajian secara scientific (ilmiah) telah menyampaikan kajian tentang kemungkinan PSBB se-Jatim. Namun pihaknya harus melakukan rakor dengan 38 kepala daerah sebelum mengambil keputusan.
"Saya telah melakukan koordinasi dangan Kapolda dan Pangdam tapi belum sampai tuntas. Kemungkinan Minggu depan akan ada rakor virtual dengan kepala daerah dan Forkopimda se Jatim untuk menentukan PSBB provinsi," terang Khofifah dalam keterangan pers di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (14/5) malam.
Terkait update sebaran covid-19 per tanggal 15 Mei 2020, Khofifah mengatakan bahwa hari ini kasus yang terkonfirmasi positif bertambah sebanyak 92 kasus, sehingga akumulasinya menjadi sebanyak 1.858 kasus.
“Penambahan 93 kasus baru yang terkonfirmasi positif covid-19 itu berasal dari Surabaya 51, Sidoarjo 8, Bojonegoro 5, Gresik 5, Kota Kediri 4, Lamongan 3, Sampang 3, Kab Kediri 3, Jombang 2, Kab Malang 2, Sumenep 1, Kota Batu 1, Kota Mojoerto 1, Kab Madiun 1, Kab Pmekasan 1, dan Kab Blitar 1,” terang Khofifah.
Sedangkan untuk pasien yang sembuh hari ini, kata Khofifah bertambah sebanyak 16 orang, sehingga akumulasinya menjadi 294 orang. Kemudian pasien yang meninggal dunia bertambah sebanyak 14 orang sehingga totanya menjadi 180 orang. Dan sebanyak 1.384 orang lainnya masih dirawat.
Selanjutnya, untuk kasus ODP (Pasien Dalam Pengawasan), lanjut Khofifah bertambah 137 kasus, sehingga totalnya menjadi 4.509 kasus di seluruh Jatim. “Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.037 orang masih diawasi, lalu 2.037 orang sudah tidak diawasi, dan sebanyak 433 orang meninggal dunia,” jelas orang nomor satu di Jatim itu.
Sementara untuk kasus ODP (Orang Dalam Pemantauan) bertambah sebanyak 172 kasus, sehingga akumulasinya menjadi 21.910 kasus di seluruh Jatim.
“Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.236 orang masih dipantau, lalu 17.595 orang sudah tidak dipantau dan 79 orang lainnya meninggal dunia,” bebernya.
Kemudian untuk kasus OTG (Orang Tanpa Gejala), lanjut Khofifah bertambah sebanyak 221 kasus, sehingga akumulasinya menjadi 12.574 kasus OTG di seluruh Jatim. “Saya minta seluruh daerah untuk meningkatkan kewaspadaan berganda karena sebaran covid-19 di Jatim masih terus bertambah,” pungkas mantan Menteri Sosial tersebut. (mdr/ns)