Kirab 38 Maskot KPU Jatim, 13 Orang Kecopetan HP

Kirab 38 maskot yang digelar oleh KPU Jatim pada Rabu (23/10) malam membawa korban.

Kirab 38 Maskot KPU Jatim, 13 Orang Kecopetan HP
Para korban copet saat konser kirab 38 Maskot KPU yang lapor ke Polsek Bubutan.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Kirab 38 maskot yang digelar oleh KPU Jatim pada Rabu (23/10) malam membawa korban. Acara yang dipusatkan di sekitar Tugu Pahlawan menyebabkan belasan warga kehilangan handphone (HP) secara massal. Selama acara tersebut juga disisipkan hiburan berupa music dan dibanjiri ribuan penonton. Mayoritas para generasi muda.

Setidaknya ada 13 penonton di acara Kirab Maskot KPU Jatim tersbut yang mengalami kehilangan secara bersamaan. Mereka melaporkan ke Polsek Bubutan, pada Kamis (24/10) pukul 00.15 WIB. Diketahui para korban yang kehilangan HP mayoritas wanita. Peristiwa kehilangan HP massal viral di media sosial dan menjadi perbincangan warganet.

Kapolsek Bubutan Kompol Hendra Krisnawan membenarkan kejadian 13 korban kehilangan HP Jalan Pahlawan , “Pada saat itu, saya setelah jaga (pam) di acara kembali ke Polsek Bubutan. Ternyata ada beberapa wanita muda melaporkan kehilangan HP saat berada di acara sekitaran Tugu Pahlawan,” ujarnya, Kamis (24/10). 

Ditambahkan, selama melapor ke Polsek Bubutan, para korban mengaku bahwa barang berharga berupa HP telah dicopet oleh seseorang. “Awalnya mereka ke Polsek Bubutan akan melaporkan pencopetan. Namun karena laporan pencopetan prosesnya panjang, sehingga korban melakukan jalan pintas dengan melaporkan kehilangan,” tambah Hendra Krisnawan.

Hendra Krisnawan juga memberikan imbauan kepada masyarkat agar waspada terhadap harta benda masing masing. “Selama acara berlangsung kami selaku jajaran Polsek Bubtan bersama Polrestabes Surabaya sudah melakukan sosialisasi terhadap para penonton agar berhati hati dan waspada,” tambahnya lagi.

Dari pengakuan korban saat diperiksa oleh Polsek Bubutan, HP disimpan di saku celana masing masing. Namun saat acara hiburan music, para korban bersama penonton lain saling berimpitan dan  berjoget bersama.“Saat mereka senang-senang, tingkat kesadaran para korban menurun sehingga kemungkinan para pelaku tidak menyadari saat dicopet,” tutup Hendra Krisnawan.(yan/rd)