Partai Gerindra Tuban Bergolak, 13 PAC Mengundurkan Diri
“Kita mengundurkan diri karena kecewa mengapa tiba-tiba ada pengurus baru. Padahal kepemimpinan yang lama masih eksis,”ujar Ketua PAC Partai Gerindra Kecamatan Bangilan, Mu’asyim.
Tuban, HB.net - Sebanyak 13 Ketua dan Pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) Partai Gerindra Kabupaten Tuban kompak menyatakan mundur dari partai. Mereka menyatakan mundur karena merasa kecewa pada ketua dan pengurus yang baru terpilih tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Tak hanya itu, para PAC Partai Gerindra juga menyatakan sikap atas terbitnya SK Baru Kepengurusan DPC Gerindra Tuban nomor 11.0187/Kpts/Dpp.Gerindra/2020 tanggal 24 November 2020.
“Kita mengundurkan diri karena kecewa mengapa tiba-tiba ada pengurus baru. Padahal kepemimpinan yang lama masih eksis,”ujar Ketua PAC Partai Gerindra Kecamatan Bangilan, Mu’asyim bersama ketua yang lain saat berada di Resto Ningrat Tuban, Kamis (28/1).
Ia menyampaikan, ada 6 poin pernyataan sikap dari PAC Partai Gerindra. Diantaranya, PAC Prihatin dengan adanya SK tersebut. Lalu proses keluarnya SK tersebut tidak demokrasi dan tiba-tiba dimunculkan.
Selanjutnya, yang menjadi ketua bukan dari unsur kader alias impor dan tidak jelas siapa itu ditunjuk sebagai Ketua DPC Partai Gerindra. Padahal tidak mempunyai sedikit keringat di Gerindra Tuban.
“Poin keempat memandang pengurus baru tidak solid karena sebagian ada yang mengundurkan diri, karena hanya dicantumkan nama dan tidak dihubungi,” paparnya.
Sebab, dalam AD/ ART pasal 14 dan 43 sudah jelas. Bahwa pada pasal 14 untuk pergantian ketua dilaksanakan jika mengundurkan diri, diberhentikan, pindah partai dan meninggal dunia. Sedangkan, untuk pergantian ketua dan pengurus harus melalui musyawarah cabang DPC. PAC Partai Gerindra yang menyatakan sikap mundur yakni, Palang, Plumpang, Widang, Soko, Grabagan, Rengel, Semanding, Tuban Kota, Merakurak, Kerek, Bangilan, Bancar dan Tambakboyo.
Sekretaris DPC Partai Gerindra Tuban, Luthfi Firmansyah saat dikonfirmasi mengenai hal itu menyatakan, yang hadir dalam pernyataan sikap itu sebenarnya ada 8 PAC dan bukan 13 PAC. Hanya saja pada momen itu ada beberapa pengurus DPC lama yang hari ini tidak masuk SK dalam kepengurusan yang baru.
Lutfi menegaskan, diinternal Partai Gerindra sendiri dalam menentukan ketua ataupun kepengurusan tidak melalui AD/ART, tetapi Demokrasi Terpimpin. Jika DPP memberi instruksi sudah sepatutnya para kader harus tunduk pada keputusan partai.
“Yang pasti kami akan merangkul semua. Karena mereka-mereka itu juga bagian dari keluarga besar Partai Gerindra Tuban,” tutur Luthfi. (wan/ns)