Pembangunan Sentra Ekonomi Dolly Belum Maksimal, DPRD Surabaya Desak Pemkot Lakukan Riset

Kata AH. Thony, semua pelatihan, pendampingan kepada pelaku UMKM Dolly sudah dilakukan Pemkot Surabaya, namun sepertinya belum juga tumbuh dan berkembang pesat.

Pembangunan Sentra Ekonomi Dolly Belum Maksimal, DPRD Surabaya Desak Pemkot Lakukan Riset
Wakil Ketua DPRD Surabaya, AH Thony

Surabaya, HB.net - Wakil Ketua DPRD Surabaya, AH Thony menilai, pemerintah kota Surabaya belum maksimal membangun kawasan eks lokalisasi Dolly sebagai sentra ekonomi. Ditambah pula sebagai sentra pendidikan dan kerajinan.

AH Thony mengatakan, selain UMKM, pengembangan ekonomi kreatif untuk kawasan Dolly sudah sering terdengar.”Semangat awalnya begitu besar, tapi mengapa sampai saat ini sepertinya pengembangan kawasan Dolly masih jalan di tempat,” jelasnya.

Padahal, kata AH. Thony, semua pelatihan, pendampingan kepada pelaku UMKM Dolly sudah dilakukan Pemkot Surabaya, namun sepertinya belum juga tumbuh dan berkembang pesat.

“Harusnya ada langkah kongkret, bagaimana produk dari pelaku usaha di kawasan Dolly bisa melaju di pasar komersial,” imbuhnya.

Legislator Partai Gerindra Surabaya tersebut menambahkan, mengembangkan kawasan eks lokalisasi Dolly perlu identifikasi.

“Sehingga Pemkot Surabaya harus bekerjasama dengan pihak lain untuk melakukan riset dan penelitian,” terangnya.

Menurut AH Thony, selain eks lokalisasi Dolly bisa juga dijadikan sentra wisata religi. Karena disitu ada makam Mbah Kapiludin di gang Dolly.

AH Thony menegaskan, DPRD Surabaya akan mendukung setiap upaya yang dilakukan Pemkot Surabaya untuk mengembangkan kawasan eks lokalisasi Dolly.

“Yang penting bagaimana keseriusan dalam merealisasikannya, itu kuncinya,” katanya.

Sementara Anggota Komisi B DPRD Surabaya Alfian Limardi  juga menyoroti rencana pengembangan industri kreatif yang diwacanakan oleh Walikota Surabaya, Eri Cahyadi.

Untuk membangun industri kreatif di kawasan eks lokalisasi Dolly, menurut Alfian Limardi harus melibatkan anak muda atau kaum milenial.

“Saya mengapresiasi ide Cak Wali untuk membangun industri kreatif di eks lokalisasi Dolly,” kata Alfian.

Alfian mengatakan, dengan melibatkan anak muda maka mereka bisa dilatih fashion design. Termasuk mendesain baju, seperti membikin baju batik, serta menjadi youtuber, podcast dan influencer.

Dengan demikian, harapan Alfian para anak muda atau kaum milenial bisa mempromosikan produk-produk yang sudah berjalan di kawasan tersebut. Mereka juga bisa memberikan pemikiran bagaimana untuk memajukan industri kreatif.

Salah satu sudut kampung di bekas Lokalisasi Dolly Surabaya yang kini terus berbenah menjadi kampung kreatif

“Setahu saya disitu sudah ada home industri sandal hotel, sepatu dan batik. Dengan hadirnya para anak muda atau kaum milenial, maka bisa mempromosikan produk-produk yang sudah berjalan di kawasan itu,” ungkap anggota Komisi B DPRD Surabaya ini.

Alfian juga menekankan, produk tersebut hendaknya bisa mengikuti trend. Sebab, trend tersebut kerap mengalami perkembangan serta perubahan, juga mengikuti permintaan pasar.

“Kalau tidak mengikuti perkembangan, maka akan sangat disayangkan juga jika produknya tidak laku, karena yang dikhawatirkan tidak sesuai minat masyarakat,” kata Alfian Limardi.

Diketahui, pemerintah pusat telah membuat rencana pengembangan area kreatif di kawasan Dolly. Rencana itu berdasarkan pada perubahan nyata dari kawasan seks menjadi area pemberdayaan UMKM.  Dari rencana itu, pemerintah mewacanakan akan memberi anggaran sebesar Rp9,5 miliar.(lan/ns)