Petrokimia dan PG Rajawali Tingkatkan Pendapatan Petani Tebu

Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo menyatakan, Petrokimia Gresik sebagai anggota holding Pupuk Indonesia mendukung peningkatan produktivitas tebu guna memenuhi kebutuhan gula nasional.

Petrokimia dan PG Rajawali Tingkatkan Pendapatan Petani Tebu
Direktur Utama Dwi Satriyo Annurogo saat panen raya tebu di Malang.

Malang, HARIANBANGSA.net - Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo menyatakan, Petrokimia Gresik sebagai anggota holding Pupuk Indonesia mendukung peningkatan produktivitas tebu guna memenuhi kebutuhan gula nasional.

Hal ini disampaikan Dwi Satriyo Annurogo dalam acara Panen & Tanam Demplot Program Makmur, kolaborasi dengan PT PG Rajawali I, di Desa Ganjaran, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.

Dwi Satriyo menyampaikan bahwa produksi gula nasional saat ini masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi di dalam negeri. Sehingga, produksi tebu yang merupakan bahan baku gula harus terus itingkatkan. "Melalui kolaborasi yang kami bangun dalam program Makmur ini, Petrokimia Gresik berperan aktif mendukung pemenuhan gula nasional," ujar Dwi Satriyo, Sabtu (30/7).

Dilkatakan, di Kabupaten Malang, Program Makmur terbukti berhasil meningkatkan rendemen dan produktivitas tebu dari 150 ton/ ha menjadi 160 ton/ ha. Dengan demikian, diperoleh manfaat ganda, dimana panen yang melimpah ini juga menjadi solusi bagi upaya peningkatan kesejahteraan petani tebu.  Adapun peningkatan pendapatan petani naik sekitar Rp 6,2 juta/ ha, dari Rp 25,3 juta/ ha menjadi 31,5 juta/ ha.

Melalui program ini, Petrokimia Gresik memberikan jaminan penyediaan pupuk nonsubsidi kepada petani tebu binaan PT PG Rajawali I, yang merupakan bagian dari holding pangan ID Food.

Selain PT PG Rajawali I, Petrokimia Gresik juga menggandeng Pemkab Malang, BRI, BNI, Asuransi Jasindo, Askrindo dan lainnya untuk membentuk sebuah ekosistem pertanian yang terintegrasi. "Dengan demikian, petani bisa lebih fokus melakukan budidaya tanamannya tanpa harus memikirkan bagaimana mendapatkan modal dan menjual hasil panennya," beber Dwi Satriyo.

Sementara itu, Direktur Holding Pangan ID Food Frans Marganda Tambunan membenarkan bahwa saat ini produksi gula nasional masih defisit dibandingkan kebutuhan konsumsi. Ada selisih sekitar 780 ribu ton.

Ia pun mengungkapkan, pada tahun 2025  Presiden  Joko Widodo mencanangkan swasembada gula konsumsi. Sehingga diperlukan upaya bersama melalui kolaborasi untuk mewujudkan target tersebut.

Hal senada diungkapkan Bupati Malang Sanusi. Ia  mengatakan bahwa rendahnya produktivitas tebu salah satunya disebabkan kondisi tanah di Malang yang kurang subur karena penggunaan pupuk tidak berimbang. "Inovasi Petrokimia Gresik melalui produk pengembangannya dapat menjadi solusi untuk mengembalikan kesuburan tanah agar hasil panen lebih melimpah," katanya.

Senior Project Manager (SPM) Program Makmur Indonesia Supriyoto menyampaikan bahwa target Program Makmur tahun 2022 secara nasional mencapai 250.000 ha untuk seluruh komoditas. Hingga Juni 2022, realisaisnya telah mencapai 168.550 Ha atau 67,42 persen dari target, dengan jumlah petani yang mengikuti program ini sebanyak 85.605 orang.

Di Provinsi Jawa Timur sendiri, Program Makmur telah direalisasikan di lahan seluas 52.680 ha untuk beragam komoditas. Mulai padi, jagung, tebu, kopi, kentang, dan hortikultura yang tersebar hampir di semua kabupaten. "Khusus untuk Kabupaten Malang, realisasinya telah mencapai 3.230 ha, yang meliputi komoditas tebu, jagung, padi, dan kentang," tandas Supriyoto. (hud/rd)