Pupuk Petro ZA Plus Tingkatkan Produktivitas Bibit Kentang

Penggunaan pupuk non subsidi terbaru milik Petrokimia Gresik, Petro ZA Plus dan Phosgreen mampu meningkatkan produktivitas budidaya bibit kentang.

Pupuk Petro ZA Plus Tingkatkan Produktivitas Bibit Kentang
Dirut Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo saat panen raya kentang di Kabupaten Karo.

Karo, HARIANBANGSA.net - Penggunaan pupuk non subsidi terbaru milik Petrokimia Gresik, Petro ZA Plus dan Phosgreen mampu meningkatkan produktivitas budidaya bibit kentang. Hal ini terbukti dalam panen bersama demonstration plot (demplot) di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Selasa (13/9).

Direktur Utama (Dirut) Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo menyatakan bahwa, produk baru ini merupakan upaya Petrokimia Gresik dalam menghadirkan alternatif pilihan bagi petani agar tidak bergantung pada pupuk subsidi.

"Melalui demplot ini, kita bisa buktikan bersama bahwa penggunaan pupuk non subsidi mampu memperbesar peningkatan produktivitas dan pendapatan petani," ucap Dwi Satriyo.

Dijelaskan ia, dari hasil demplot, jumlah rata-rata umbi pertanaman kentang sebanyak 26 umbi, dengan bobot sekitar 1,39 kilogram (kg), sehingga estimasi total panen mencapai 30 ton per hektare.

Sedangkan, pada budi daya petani sebelumnya hanya diperoleh rata-rata ubi pertanaman seberat 1 kg atau estimasi total panen sekitar 22 ton/ha. Artinya ada peningkatan produktivitas sekitar 8 ton/ha.

Adapun rekomendasi pemupukan pada demplot di lahan seluas 0,2 ha antara lain Petro ZA Plus (100 kg), Phosgreen (100 kg), NPK Phonska Plus (200 kg), ZK (50 kg) dan Petroganik (400 kg).  Petrokimia Gresik dalam demplot ini juga memberikan kawalan untuk pengendalian hama.

"Saya berharap budidaya demplot yang telah kita laksanakan selama 3,5 bulan ini dapat diduplikasi oleh petani kentang lain di Kabupaten Karo, maupun petani di Sumatera Utara. Sehingga manfaat dari produk terbaik Petrokimia Gresik ini dapat menjangkau lebih luas lagi, dan mampu mendorong pertumbuhan perekonomian daerah," pintanya.

Dwi Satriyo lebih jauh mengungkapkan, Petrokimia Gresik di usia ke-50 tahun meluncurkan tiga produk baru. Yaitu, Petro ZA Plus dan Phosgreen, serta Petroganik Premium.  Produk baru ini merupakan bentuk kontribusi perusahaan untuk kemajuan pertanian di Indonesia dan dalam upaya bersama-sama menjaga ketahanan pangan nasional.

"Kami telah memberikan kandungan tambahan yang dibutuhkan tanaman pada pupuk baru tersebut. Bukan sekadar pembeda dengan produk subsidi, tapi bertujuan agar petani dapat merasakan manfaat lebih, dari pupuk non subsidi Petrokimia Gresik yang berkualitas," terangnya.

Petro ZA Plus memiliki kandungan Nitrogen 21 persen, Sulfur 24 persen, dan Zinc 1000 ppm. Keunggulan pupuk ini mampu memacu pertumbuhan jumlah anakan, tinggi tanaman, jumlah daun dan menjadikan warna daun nampak lebih hijau.

Selain itu, juga meningkatkan mutu hasil panen dengan memperbaiki warna, aroma, rasa, dan besar buah/umbi, serta menjadikan tanaman lebih tahan terhadap serangan hama atau penyakit.

Sedangkan Phosgreen, dilahirkan dengan kandungan fosfat dan kalsium masing-masing minimal 20 persen. Serta magnesium minimal 3 persen yang berfungsi memacu pertumbuhan akar, pembentukan bunga, serta meningkatkan ketahanan hasil panen sehingga mengurangi penyusutan selama penyimpanan.  Phosgreen juga diperkaya dengan tambahan unsur hara sulfur yang dapat meningkatkan mutu hasil panen.

"Bagi Petrokimia Gresik, kehadiran produk baru itu semakin memperkuat posisi perusahaan sebagai produsen pupuk terlengkap di Asia Tenggara. Sekaligus bentuk dukungan perusahaan terhadap peningkatan kesejahteraan petani di Indonesia," terang Dwi Satriyo.

Ditambahkan Dwi Satriyo, saat ini komoditi kentang merupakan komoditi yang paling diminati oleh petani sehingga Pemkab Karo melalui Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Karo terus berupaya memberikan support kepada petani dalam berbudi daya kentang terutama dalam penyediaan benih kentang yang bermutu.

Sementara itu, Bupati Karo Cory Sriwaty Sebayang mengapresiasi perhatian Petrokimia Gresik terhadap pertanian kentang di Karo, khususnya di Desa Bukit Kecamatan Dolat Rayat. "Demplot ini sebagai referensi bagi petani-petani di Kabupaten Karo untuk dapat melakukan proses budi daya yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan unsur hara lahannya masing-masing," pungkasnya.(hud/rd)