Ratusan Hektare Tanaman Jagung Diserang Tikus
Ratusan hektare lahan persawahan di Desa Rejoslamet, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang yang ditanami jagung diserang hama tikus.
Jombang, HARIAN BANGSA.net - Ratusan hektare lahan persawahan di Desa Rejoslamet, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang yang ditanami jagung diserang hama tikus. Serangan tikus membuat petani di wilayah tersebut hanya bisa mengelus dada. Sebab, diperkirakan jagung mereka gagal panen dan merugi. Meski segala upaya dilakukan agar hewan pengerat itu hilang, mulai dari menyemprotkan obat pembasmi dan sebagainya.
Seperti yang dirasakan salah satu petani, Supri (55), warga asal Dusun Banjarsari, Desa setempat. Sawah seluas satu hektar miliknya yang ditanami jagung mulai dari usia dua minggu hingga menjelang panen sudah diserang hama tikus.
“Dari awal sudah diserang, tikus memakan tanaman jagung yang baru tumbuh. Kemudian saya berikan racun tikus akhirnya serangannya agak mereda. Sekarang saat jagungnya mulai berbuah diserang lagi,” ucapnya saat ditemui wartawan di sawah miliknya, Minggu (18/10).
“Serangan pada buah jagung ini sangat mengenaskan, biji jagung disetiap pohon sudah tidak utuh. Rata-rata tersisa setengah. Bahkan tak sedikit hanya menyisakan bonggol jagung yang sudah mengering. Saya beri racun dan pernah bersama petani lain melakukan perburuan tikus tapi hasilnya nol,” imbuh Supri.
Dengan kondisi seperti ini membuat para petani jagung di wilayah tersebut tak bisa lagi berbuat banyak. Sebab, waktu panen tinggal hanya menghitung hari saja, sementara jagung tak bisa dipanen. Bisa dipastikan tahun ini para petani merugi. Kerugiannya rata-rata hingga 90 persen.
“Biaya yang sudah saya keluarkan sekitar Rp 12 juta untuk satu hektare tanaman jagung. Sebagian tanaman jagung sudah habis. Nanti kalau masih bisa panen ya syukur. Kalau gak bisa ya mau gimana lagi. Kalau kondisi seperti ini ya paling hanya dapat Rp 5 juta,” terangnya.
Sementara, Perangkat Desa Rejoslamet, Taufik mengatakan, lima dusun yang berada di desanya dengan total sekitar seratus hektare lebih tanaman jagung yang diserang hama tikus. Masalah hama ini, petani seakan-akan sudah tidak bisa mengendalikan lagi. Pasalnya, sudah berbagai cara dilakukan untuk menanggulangi serangan hewan pengerat itu.
“Sudah banyak cara dilakukan mulai dari obat-obatan, berburu dengan cara menembak dan gropyokan. Semuanya sia-sia, banyak petani yang putus asa hingga terpaksa tanaman jagungnya dijual sebelum berbuah untuk makanan ternak,” ujarnya.
Disinggung apakah sudah ada perhatian dari pemerintah setempat terkait serangan hama tikus, Taufik mengatakan, belum ada bantuan dari Dinas Pertanian untuk serangan hama ini. Karena memang, belum ada yang melapor pada dinas terkait.
“Kami belum melaporkan ke dinas terkait maupun penyuluh. Kami berharap dinas terkait segera memberikan bantuan dan solusi agar petani tidak merugi,” pungkasnya.(aan/rd)