SGN Kerjasama Dengan UGM, Luncurkan Sugar Cane Learning Center  

SGN Kerjasama Dengan UGM, Luncurkan Sugar Cane Learning Center   
Direktur Utama PT SGN Mahmudi (memakai batik) bersama Dekan Fakultas Pertanian UGM, Jaka Widada  berbincang di dalam Sugar Cane Learning Center (SCLC) di Fakultas Pertanian UGM.

Yogyakarta, HB.net - PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) anak perusahaan PTPN III (Persero) Holding Perkebunan Nusantara, jalin kerjasama dengan Universitas Gajah Mada (UGM) meluncurkan "Sugar Cane Learning Center" (SCLC) di Fakultas Pertanian UGM, Senin (26/08).

Direktur Utama PT SGN Mahmudi mengatakan, untuk menyongsong swasembada gula konsumsi yang dicanangkan pemerintah di 2028, maka Indonesia membutuhkan generasi penerus yang paham betul tentang industri gula.

"Dengan adanya SCLC ini para mahasiswa bisa mengakses literatur-literatur, baik itu dari pihak Universitas Gajah Mada, atau lembaga riset yang ada di PTPN Group. Sehingga nanti bisa lebih terbuka kembali dan mempermudah akses dari sisi on-farm, off-farm maupun hilirisasi di industri gula," kata dia.

Lebih lanjut, dia mengatakan, selain ruangan yang nyaman, harapannya mahasiswa bisa melakukan pembelajaran yang lainnya. Memang ini masih menjadi PR kita untuk manarik minat generasi milenial dan Gen Z. Kita akan giatkan melalui program penguatan di petani milenial.

"Sejumlah workshop sudah kita lakukan, dan kita coba terus massifkan kembali. Dan Sugar Cane Learning Center ini menjadi bagian dari upaya maksimal kami untuk menarik mereka," tandasnya.

Dengan adanya SCLC, tambah dia,  juga menjadi bagian dari upaya untuk lebih menarik bahwa memang industri gula ini tidak hanya sekedar bagaimana menyelesaikan persoalan di gula saja, tetapi bagian dari upaya untuk bisa menyelesaikan hajat hidup masyarakat Indonesia terkait dengan kondisi gula saat ini yang perlu perhatian serius.

Di tempat yang sama, Dekan Fakultas Pertanian UGM, Jaka Widada mengungkapkan, Sugar Cane Learning Center adalah “hub” antara dunia industri dengan dunia pendidikan sehingga lulusan yang dihasilkan UGM nantinya akan match atau sesuai dengan yang dibutuhkan industri gula.

"Disamping itu juga, kita bisa jadi RnD dari industri tersebut untuk pengembangan teknologi kedepan agar lebih efisien dan efektif, juga penggunaan digitalisasi, IOT dan juga penggunaan Artificial Intelligence (AI) ," ungkap dia.

"Dengan menjalin kemitraan dan ada "hub"nya, saya kira saling bersinergi sehingga teknologi yang kita hasilkan bisa dimanfaatkan di dunia industri, kemudian kita juga bisa menyediakan tenaga-tenaga yang memang sesuai dengan kebutuhan industri sehingga ini merupakan hal yang menjembatani dunia industri dan dunia pendidikan.

Dia menambahkan, penggunaan digitalisasi dan Artificial Intelijen (AI) di dunia pertanian saat ini telah menjadi keniscayaan agar produksi dan produktivitas menjadi tinggi. Apalagi di dunia luar, penggunaan teknologi pertanian sudah sangat maju.

"Penerapan digitalisasi di Indonesia saya kita sudah mulai dilakukan. Misal, di kebun sudah mulai dipasang sensor-snsor untuk mendapatkan data dan data itu akan kita gunakan untuk pengelolaan atau menyelesaikan masalah-masalah yang timbul," pungkas dia. (mid/ns)