RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep Siapkan Pelayanan Maksimal bagi Penderita TBC
Penyakit TBC itu, merupakan penyakit paru-paru yang diakibatkan kuman Mycobacterium tuberculosis, dimana penyakit jenis ini bisa berakibat fatal bagi penderita.
Sumenep, HB.net - Saat ini, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh. Anwar, Kabupaten Sumenep, terus berbenah dari segelah aspek kali ini telah sedang menyiapkan pelayanan maksimal dan efisien bagi penderita Penyakit Tuberkulosis (TBC).
Penyakit TBC itu, merupakan penyakit paru-paru yang diakibatkan kuman Mycobacterium tuberculosis, dimana penyakit jenis ini bisa berakibat fatal bagi penderita.
Tentu hal ini menjadi salah satu upaya pemerintah daerah melalui RSUD dr. H. Moh. Anwar untuk memberikan pelayanan yang maksimal bagi masyarakat setempat. Bahkan, satu-satunya rumah sakit plat merah yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Sumenep, menyiapkan pelayanan yang prima dan mumpuni dan efisien untuk pengobatan TBC.
Direktur RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep, dr Erliyati melalui Kasi Humas, Arman Endika Putra menjelaskan, jika pada awal Agustus 2022 bulan lalu, Rumah Sakit milik daerah itu telah melakukan serah terima pasien khusus pasien TBC RO dari RSUD Waru Kabupaten Pamekasan.
“Yang nantinya, rumah sakit milik Pemkab Sumenep itu akan memisahkan antara pasien TBC yang Sensitif Obat (SO) dan Resisten Obat (RO),” katanya, Senin (19/9/2022).
Saat ini jelas Arman pelayanan dan fasilitas RSUD dr Moh Anwar Sumenep telah mumpuni, untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pasien TBC. Selain pasien umum lainnya.
“Kali ini, kita mendapatkan pasien dari rumah sakit waru pamekasan, khususnya penyakit TBC. Rumah sakit sudah memberikan pelayanan terbaik kepada pasien diagnosa TBC yang RO maupun SO,” terangnya.
Saat ini pasien pengidap penyakit TBC akan mendapatkan proses penyembuhan secara maksimal. Dimana penanganannya kata dia, ada perbedaan dalam proses penyembuhan bagi pasien TB-RO dan TB-SO.
Dikatakan, Provinsi Jawa Timur melihat jika RSUD Moh. Anwar dinilai mampu untuk melakukan tatalaksana, karena dilihat angka TBC di Sumenep lumayan tinggi.
“Provinsi Jawa Timur telah melihat jika RSUD Moh. Anwar dinilai mampu untuk melakukan tatalaksana, karena dilihat angka TBC di Sumenep lumayan tinggi,” jelasnya.
Menurut dia, pasien TB-RO sistem pengobatannya memiliki durasi yang cukup lama. Sedangkan untuk pasien TB-SO juga memiliki sistem yang sebaliknya. Penyembuhan TB memakan waktu antara 4 sampai 6 bulan dan secara kontinyu mengkonsumsi obat setiap hari.
“Maka, apabila pihak pasien sekali saja tidak mengkonsumsi obat, tentu akan mulai dari awal lagi dan kemungkinan dia akan resisten dengan obat,” tuturnya.
Sementara Arman menyebutkan, dalam proses perawatan, antara pasien diagnosa TB-RO dan TB-SO harus terpisah, tidak boleh berada dalam satu kamar perawatan.
“Sebab sangat tinggi potensinya dan berbahaya terhadap yang SO dan jenis pengobatannya beda dengan obat TBC biasa atau dengan yang TBC RO,” tandasnya.
Dikatakan Arman, untuk sementara penyembuhan terhadap penyakit TB-RO diperlukan tempat khusus. Sebab sangat efektif penularannya jika berada di tempat yang tertutup. Sehingga penangananya pun harus ekstra hati hati.
Ditambahkan bahwa penderita penyakit TBC ini sangat dibutuhkan sinar dan paparan matahari secara terus menerus.
“Penderita penyakit TBC ini sangat diperlukan paparan matahari, dan itu harus sering dilakukan” demikian,” pungkasnya. (aln/ns)