SIG Kick off Program Bakti BUMN
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) bersama 32 BUMN menyelenggarakan kick off Bakti BUMN untuk Santri, yang meliputi Program Magang Santri dan Program Pesantrenpreneur (pendidikan vokasi pondok pesantren) di Jawa Timur.
Jakarta, HARIANBANGSA.net - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) bersama 32 BUMN menyelenggarakan kick off Bakti BUMN untuk Santri, yang meliputi Program Magang Santri dan Program Pesantrenpreneur (pendidikan vokasi pondok pesantren) di Jawa Timur. Dalam kegiatan ini, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) bersama PT Pegadaian, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) (Pelindo), serta PT PLN (Persero) bertindak sebagai koordinator program.
Kick off dilakukan oleh Deputi Bidang Sumber Daya Manusia (SDM), Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN, Tedi Bharata dan General Manager of CSR SIG Edy Saraya di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah, Surabaya, pada Rabu (14/9).
Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan, Indonesia saat ini bergerak semakin maju dan menjadi bangsa yang semakin besar. Sedangkan pada tahun 2030 diprediksi jumlah penduduk Indonesia dengan usia produktif mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk.
“Program magang santri ini merupakan kolaborasi yang sukses antara BUMN bersama sejumlah perguruan tinggi dan pesantre n dalam meningkatkan kualitas SDM. Langkah ini merupakan persiapan bagi generasi muda menghadapi tantangan pembangunan kedepannya termasuk di sektor digital,” ujar Erick Thohir.
Program Pesantrenpreneur yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN ini diikuti oleh 78 pengajar yang telah berpartisipasi dalam Program Training of Trainer (ToT) pada bulan Mei 2022 lalu. Pengajar berasal dari pondok pesantren di Surabaya, Jember, dan Kediri, telah dibekali pengetahuan tentang bisnis terapan, yaitu pembelajaran tentang teknologi dan rekayasa, teknologi dan informasi, kesehatan, agrobisnis, perikanan dan agroteknologi, bisnis dan manajemen, serta tata rias dan tata boga.
Sementara itu, General Manager of CSR SIG Edy Saraya menjelaskan, saat ini SIG menerima 20 santri magang di perusahaan. Mereka akan belajar mengenai proses bisnis serta metode kerja selama 3 bulan. Selain mendapatkan ilmu dan pengalaman, mereka juga akan mendapatkan sertifikasi magang dari perusahaan.
Edy Saraya menambahkan, SIG juga berupaya membangun masyarakat yang mandiri dengan melahirkan sebanyak-banyaknya wirausahawan baru melalui Program Pesantrenpreneur.
“Ada 26 pondok pesantren yang pengajaranya mengikuti program Training of Trainer (ToT). Saat ini mereka mulai mengajarkan ilmu yang didapat kepada santri masing-masing. Setiap pondok pesantren setidaknya mempunyai 15 santri untuk dididik, sehingga sedikitnya ada 390 santri yang akan diharapkan untuk menjadi wirausahawan,” ujar Edy Saraya.
Salah satu pengajar dari Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah, Sudarsono berharap, ilmu yang diperoleh selama mengikuti ToT dapat bermanfaat untuk para santri. ”Kami berharap nantinya para santri memiliki skill tambahan, selain ilmu agama tentunya. Semoga mereka nanti bisa merintis usaha sendiri serta membuka peluang kerja bagi masyarakat,” ujarnya.(hud/rd)